Globalisasi di ranah ide, gagasan, ilmu pengetahuan yang diiringi dengan teknologi berkembang amat pesat. Lebih cepat dari kemampuan manusia untuk merenungkan apa hakikat semuanya untuk kemanfaatan hidup. Orang tidak lagi disibukkan dengan pertanyaan untuk apa kita memiliki ilmu, pengetahuan dan teknologi. Namun lebih menekankan pada fungsi-fungsi kemanfaatan/pragmatisnya semata. Semua pada akhirnya mengikuti arus globalisasi secara latah dan masa bodoh dengan hakikat progress/kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Bahwa hakikat kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi adalah untuk penyempurnaan proses hidup manusia menuju kesatuan dan keserasian lahir batin, jiwa dan raga.
Budaya Populer adalah budaya yang berada di pusaran arus global. Sayangnya, perkembangan budaya global justeru mematikan budaya-budaya nasional dan budaya lokal yang ada. Budaya lokal secara substansial tidak mengalami kemajuan yang berarti kecuali hanya untuk sarana komoditas ekonomi dan turisme saja. Budaya yang merupakan hasil manusia untuk mengolah daya cipta, rasa dan karsa berdasarkan atas kehendak dan keinginan masing-masing individu dalam sebuah wilayah tidak mampu lagi dianggap sebagai sebuah kearifan.
Individu yang berada di ruang-ruang budaya pun menjadi tumpul oleh arus pragmatis budaya global yang mungkin dipandang lebih menarik, mudah, cepat dan efisien. Para pengambil kebijakan tidak lagi memiliki semangat yang menyala untuk nguri-uri kebudayaan lokalnya. Apalagi bila semua pihak tidak mendukung lahirnya kreativitas-kreativitas baru berkebudayaan dan berkesenian.
Ini adalah situasi di mana kita mengalami sebuah Degradasi Budaya bahkan kehancuran sistematis budaya lokal. Bhinneka Tunggal Ika sebagai semangat berbudaya dalam rangka kebersatuan berbagai budaya lokal untuk maju dalam frame bangsa dan negara pun hanya sebagai slogan yang kini semakin dilupakan.
Tumbuh berkembang serta kemajuan sebuah budaya ditentukan pada bagaimana kita semua merespon dan menjawab tantangan-tantangan budaya global. Respon dan jawabannya adalah agar kita kembali kreatif, inovatif dan menciptakan wilayah-wilayah perjuangan budaya yang mampu menjadi alternatif budaya global yang terbukti tidak memiliki “ruh” kemanusiaan yang utuh.
Justeru pada budaya lokal, kita menemukan kembali “ruh” kemanusiaan itu. Ruh yang akan menyinari individu agar bisa bergerak secara harmonis antara individu dengan individu yang lain, antara individu dengan alam semesta, bahkan antara individu dengan dirinya sendiri sehingga nantinya individu tersebut akan menemukan diri sejati yang merupakan wakil Tuhan di alam semesta.
Siapa yang harus memulai untuk melakukan penyadaran adanya degradasi budaya ini? Sebuah fakta sejarah terjadi pada 28 Oktober 1928 saat para pemuda mengikrarkan Sumpah Pemuda. Intisari dan hakikat dari Sumpah Pemuda adalah kesadaran bahwa semua elemen bangsa harusnya memiliki kehendak, keinginan, cita-cita yang sama untuk mewujudkan sebuah kesatuan wahana dan ruang kreativitas dan kebebasan ekspresi yang berbeda-beda.
Jembatan untuk memasuki wahana persatuan dan kesatuan tersebut adalah tanah air, bangsa dan bahasa. Setiap babakan sejarah, pemuda selalu menjadi motor penggerak perubahan zaman. Sejarah telah menegaskan tentang kepeloporan pemuda di era kolonial hingga era perjuangan kemerdekaan bahkan di era reformasi. Perjuangan pemuda selalu dihadapkan pada tantangan hambatan dan kesulitan, bahkan darah dan airmata menjadi taruhan.
Di era masa lalu, gerakan kepemudaan lebih berorientasi pada bidang politik. Kini tantangan kaum muda masa kini justeru lebih banyak berupa rongrongan budaya global yang sangat berpengaruh pada pola pikir dan gaya hidup mereka sehingga harusnya gerakan kepemudaan kini lebih diorientasikan pada bidang budaya local (local wisdom).
Pemuda harus memiliki semangat untuk bersatu, lepas dari penindasan dan penguasaan budaya global. Kita berharap agar bangsa Indonesia bisa menghidupkan kembali budaya-budaya lokal yang ada sehingga nanti terwujud bangsa yang maju berkembang tanpa kehilangan jati dirinya. Kita buka mata dan hati kita, lihatlah bangsa India, Cina, Jepang, Thailand, dan Korea telah membuktikan sendiri. Bangsa yang meninggalkan pola hidup taklid hanya ikut-ikutan, ela-elu. Kini telah tumbuh menjadi macam Asia, dihormati dan segani masyarakat dunia, bangkit meraih kejayaan dengan berlandaskan loyalitasnya terhadap nilai-nilai kearifan lokal (local wisdom) yang terdapat dalam tradisi dan budayanya. Bangsa yang tahu karakter diri sejatinya, sangat tahu tindakan apa yang harus dilakukannya.
Sumpah Pemuda merupakan momentum yang berhasil menyatukan pemuda se-Indonesia dalam satu ikatan kebangsaan, perasaan senasib, sepenanggungan yang diderita oleh pemuda khususnya, telah memberikan kesadaran kritis terhadap situasi yang dihadapinya yaitu adanya sebagai tantangan bersama telah membangkitkan kesadaran kolektif pemuda untuk melawan penindasan budaya global. Diperlukan gerakan massif untuk menghidupkan kembali budaya-budaya lokal (baca; kearifan lokal) di tanah air secara terus menerus sebagai bentuk nyata dari perjuangan kaum muda.
Perjuangan kaum muda di bidang budaya diharapkan akan membawa perubahan sosial yang mendalam bagi masyarakat, terutama di bidang pendidikan. Dari pendidikan ini muncullah pejuang-pejuang muda yang kaya akan ide dan konsep untuk melawan budaya global.
Untuk mewujudkan ide tersebut maka dengan ini kami menyerukan kapada SEMUA PEMUDA DI TANAH AIR untuk bersatu dalam gerakan SUMPAH BUDAYA 2009:
1. MENGHIDUPKAN KEMBALI BUDAYA DAERAH SEBAGAI DASAR PENGEMBANGAN BUDAYA NUSANTARA
2. MENJADIKAN BUDAYA DAERAH SEBAGAI DASAR PIJAKAN IDE-IDE KREATIF PEMBANGUNAN
3. MENGEMBANGKAN KEARIFAN BUDAYA DAERAH SEBAGAI NILAI-NILAI PEMBANGUNAN NASIONAL
4. MENGEMBANGKAN NILAI-NILAI MORAL, MENTAL DAN AJARAN HIDUP BERMASYARAKAT YANG ADA DI BUDAYA DAERAH DALAM RANGKA MENDUKUNG PERKEMBANGAN BUDAYA NUSANTARA.
5. MENGURANGI PENGARUH NEGATIF BUDAYA GLOBAL DENGAN MENGEMBANGKAN BUDAYA NUSANTARA
MOTTO :THINK LOCALLY ACT GLOBALLY !!
SUMPAH BUDAYA:
BERBUDAYA SATU, BUDAYA NUSANTARA
BERJATI DIRI SATU, JATI DIRI BANGSA INDONESIA
KASIH SAYANG SATU, SATU KASIH SAYANG LINTAS AGAMA
Indonesia, 28 Oktober 2009
Tertanda:
1. KI WONG ALUS (www.wongalus.wordpress.com)
2. KI ALANG ALANG KUMITIR (www.alangalangkumitir.wordpress.com)
3. KI SABDA LANGIT (www.sabdalangit.wordpress.com)
4. KI AGUNG HUPUDHIO
5. KI NGABEHI K.M. (https://ngajitauhid.wordpress.com )
Pertamax.he he he
Hari ini tepat hari jadi saya, hari lahir saya. Mohon doa para kadang kinasih, semoga saya khususnya dan negeri ini pada umumnya selalu di tuntun oleh Gusti Ingkang Akaryo Jagat. Nuwun.
rahayu
wah ultah ya ki…mugi2 tansah diparingi rahmat saking gusti lan panjang yuswanipun……..
karena ini ultah maka ditunggu artikel lakonnya “ki ngabehi mbabar jati diri”“THINK LOCALLY ACT GLOBALLY !!” kalau kata ini dalam bahasa inggris berarti kalau di indonesia kan jadi “berfikir sempit dalam bertindak global, 😀 lawan dari think globally act locally yg bermaksuk berfikir menyeluruh bertindak lokal
btw nge blog itu merupakan budaya global, terutama amerika dan sampai saat ini pemerintah amerika senantiasa mengkampanyekan budaya mereka. baru baru ini pemerintah as melalui kedubes nya di indonesia mengucurkan dana skr 1 M untuk pesta blogger 2009
salam
pamuji rahayu…
SUGENG AMBAL WARSA KI… MUGYA PANJENENGAN TANSAH PANJANG YUSWA, BAGAS WARAS, KASUGENGAN KARAHARJAN,BERKAH SAMUBARANGIPUN…mugi Gusti tansah paring kahanan ingkang kebak suka basuki..njih Ki, amin…
hehehe.. tinggal nagih .. kapan kita bisa kumpul makan nasi pincuk ya Ki…biar dipincuk Ki.. ( Pirang – pirang wong bae pasti cucuk..ngurakabi – nyukupi ) lha niku berkahing Gusti… hehehe..,
lha ambal warsa nek cara lan kita wis kamilondonen… ya kumpul mangan bareng je… hehehe…, ( namung gojek le Ki.. )
matur sembah nuwun
salam sihkatresnan
rahayu..
Maturnuwun Rama resi Hadi Wirojati (ingkang paring gelar menika Mas Hidayat)donga tulus penjenengan dateng kula menika, badhe wangsul dumateng penjenengan. Injih leres sakmenika tiyang ambal warsa menika kathahipun sami ngagem budaya landa, isinipun namung suka parisuka, dansa dansi kepara menawi kirang prayitnanipun malah dados ngumbar hardaning kanepson.
@KiM4s Tono, Matursembahnuwun kang.Mbabar jatidiri opo to kang?sampeyan aya-aya wae 😀
Selamat Ulang Tahun Mas Ngabehi.
Semoga tercapai apa yang dicita-citakan.
Salam Karahardjan.
maturnuwun Mas Lambang sudah mau mampir.
kulo nderek ki….moga2 momentnya blom telat…………mari kita wujudkan budaya/kearifan lokal sbg sarana utk menjadikan indo sbg tamansarinya dunia
Salam Persatuan Kepada Saudaraku Semua
Kebanggaan Sebagai Anak Negeri. Jiwa Persatuan sebagai Bangsa Indonesia akan selalu tergurat di dalam diri. Tekad dan Harapan Menjadi Negeri Yang Besar tak akan pernah pudar oleh apapun. Semua berpadu menjadi sebuah Harapan yang bersandar pada Sosok Sang Pemimpin. Sang Pemimpin yang mampu mewujudkan semua itu. Sang Pemimpin Harapan Kita. Harapan Bangsa dan negeri Indonesia.
Biarkanlah harapan itu selalu tersemai dengan indah. Dan akan kita wujudkan bersama satu saat nanti. Harapan itu pulalah yang mengiringi untaian kata-kata dalam tulisan dibawah ini yang terangkai dalam beberapa bagian. Bagian awal (BabI) akan ku sampaikan saat ini sedangkan bagian lainnya akan kusampaikan kemudian. Dan aku berharap saudaraku semua akan berbagi, menebarkan dan menyampaikannya pula kepada yang lain. Agar Kita dapat merasakan dan meyakini bahwa Harapan itu masih ada dan kelak … akan terwujud.
KUTEMUKAN SOSOK
… “SANG PEMIMPIN BESAR” …
BAB I
INDONESIA DAN SANG PEMIMPIN BESAR
Indonesia bagaikan sebuah Permata Berkilau dalam jagat raya kehidupan. Sebuah Permata terindah yang sesungguhnya begitu mempesona, menawan mata hati dan jiwa siapapun yang memandang. Namun sayangnya Kilau Permata itu belumlah mampu memancar dengan sempurna. Sebagian kilaunya masihlah terpendam belum terpendar keindahan sesungguhnya.
Itulah Indonesiaku negeri kebanggaanku. Negeri yang telah memberikan nafas kehidupan. Walaupun sebahagian kilaunya masih terpendam namun aku menyakini bahwa sebuah Permata tetaplah Permata sampai kapanpun. Dan pada saatnya nanti kilau keindahan sesungguhnya pasti akan memancar.
Bila saat itu tiba maka siapapun yang memandang akan terpukau, mengagumi bahkan bergetar hatinya karena memandang keindahan dan kebesaran Indonesiaku yang sesungguhnya.
Indonesia … Keindahannya tak akan pernah cukup untuk dilukiskan dengan berjuta untaian kata sekalipun.
Indonesia … Kebesarannya tak akan terwakilkan dengan goresan tangan siapapun jua.
Indonesia … Warna-warni Keragaman Pesona dan Budayanya tak akan mungkin tergantikan oleh sapuan kuas apapun.
Indonesia Permata Beribu Pulau terpagari oleh tonggak-tonggak Kegagahan Anak-anak negerinya, terpoles Sempurna dengan Keindahan Artistik Alamnya.
Dan sampai kapanpun Indonesiaku adalah Indonesia … Sang Permata Berkilau di semesta ini.
Karena memang Indonesiaku adalah Guratan Sempurna. Maha Karya Terindah Guratan Tangan dari Sang Maha Kuasa.
Itulah Indonesiaku … aliran darahku, helaan napasku, hakikat dan jiwaku sebagai Anak Negeri.
Dan aku hanyalah salah satu dari anak-anak negeri Indonesia yang selalu berharap Maha Karya Terindah ini akan selalu terjaga sepanjang masa. Selalu berharap dan siap melakukan apapun demi untuk melihat Kilau Permata Indonesiaku tercinta selalu terpendar, tak akan pernah padam oleh siapapun atau apapun.
Kilau Keindahan, Kilau Kebesaran yang akan selalu ditopang oleh setiap rakyat dan seluruh anak-anak negeri Indonesia yang tentunya berada dalam satu arahan, satu tuntunan dan satu rengkuhan yang akan selalu menaungi, menjaga hingga menghantarkan Perjalanan Sejarah Bangsa dan Negeri Indonesiaku ini. Dan itu akan berpuncak kepada satu figur Pemimpinnya.
Dan aku hanyalah satu dari begitu banyak rakyat di negeri ini yang berharap menemukan dan memiliki sosok Pemimpin Terbaik. Pemimpin Terbaik yang mampu memimpin dalam arti sesungguhnya. Memimpin untuk dapat melajukan Kapal Kehidupan Negeri ini, menghindari karang-karang terjal ataupun menghadapi garangnya ombak kehidupan hingga kapal ini dapat terus melaju dan pada akhirnya mengembangkan Layar Kehormatan dan Kebanggaan sebagai Bangsa dan Negeri Indonesia.
Seorang Pemimpin yang mampu menempatkan Bangsa dan Negeri ini untuk berdiri sama tegak bahkan melampaui bangsa-bangsa dan negeri lain.
Seorang Pemimpin yang memiliki Kharisma Kepemimpinan yang sejati hingga mampu menerpa dan menyentuh setiap rakyatnya, menunjukkan kegagahan diantara pemimpi-pemimpin bangsa manapun hingga mampu menghantarkan bangsa ini ke Puncak Kehormatan, menggenggam Harkat dan Martabat sebagai Bangsa yang Besar.
Pemimpin yang siap mempersembahkan segala hal terbaik yang dimiliki, berjuang dan mengabdi hanya untuk Sang Pertiwi. Berjuang tanpa pamrih hanya atas dasar tekad dan kesungguhannya sebagai Anak Negeri yang tengah memimpin Bangsa dan Negerinya.
Pemimpin yang akan selalu dihormati dengan hati karena dirinya adalah Simbol Kebanggaan Rakyatnya.
Dan untuk menjalankan kepemimpinan itu tentunya membutuhkan seorang
Pemimpin yang memiliki dasar dan arahan langkah untuk berpijak, memiliki pengetahuan kehidupan, kemampuan untuk membimbing dan mengarahkan kepada satu tujuan besar.
Karena hanya Pemimpin yang berkharisma, memiliki kemampuan dan dasar pijakan langkah yang kuat yang akan mampu membentuk dan melahirkan anak-anak Negeri yang gagah dan berkarakter yang akan membuat siapapun di negeri ini menepuk dada menunjuk dengan bangga sebagai Rakyat Indonesia.
Sebuah Seruan Kegagahan yang “berisi” bukan hanya slogan semata. Sebuah seruan yang akan membahana di angkasa raya dan hanya mungkin terwujud dengan sentuhan tangan yang tepat dari Pemimpin Terbaik.
Itulah harapanku, harapan saudaraku seluruh Rakyat Indonesia. Namun akankah sekeping harapan itu yang selalu berusaha untuk kita jaga akan bisa terwujud?
Akankah harapan itu tetap mampu bersinar dan menggapai suatu hasil terbaik seperti yang kita harapkan?
Mungkinkah kita dapat berjumpa dengan seorang Pemimpin yang memang memiliki sebuah tekad dan kesunggguhan untuk memimpin dengan sepenuh hati, berjuang tanpa pamrih, mempersembahkan dan mengorbankan segala kelebihan yang dimiliki hanya untuk Kebesaran dan Kehormatan Negeri Indonesia tercinta ini?
Ach ……sepertinya semua itu bagaikan mimpi disiang hari, bagaikan pungguk merindukan bulan. Akankah menjadi nyata? Akankah semua itu hanya tetap berakhir menjadi impian kosong?
Karena seiring waktu yang berputar, disadari atau tidak perlahan-lahan harapan itu seakan seperti memudar karena tak kunjung berjumpa sosok Pemimpin yang diharapkan.
Siapapun bisa dan mampu duduk diatas kursi kepemimpinan namun tidak semuanya mampu menjadi seorang Pemimpin.
Sering kali yang terlantun hanyalah bermanis kata, menunjukkan pesona bahkan perhatian tapi semua hanyalah sesaat demi meraih kepentingan dan keuntungan untuk diri mereka. Bukan untuk kita, bukan untuk Rakyat dan Negeri Indonesia.
Rasanya lelah menanti, lelah berharap tanpa ada setitik cahaya yang memungkinkan semua itu bisa terwujud. Dan disaat sisa-sisa helaan nafas harapan semakin menipis, disaat keinginan dan cita-cita seakan begitu jauh untuk digapai, disaat rasa lelah menyergap begitu kuat dihati ini. Dan disaat kepiluan semakin menyengat ketika memandang satu demi satu Kebesaran Negeri ini meredup, terenggut, terampas tanpa mampu berbuat apapun.
Kebesaran Negeri yang tak dipandang atau bahkan sengaja dicoreng oleh tangan-tangan tak bertanggung jawab.
kebesaran Negeri yang dinodai, terampas dan terenggut oleh keculasan bangsa dan negeri lain, yang semuanya bermula atau sebenarnya didasari karena tidak mampu menerima, berlapang dada memandang Kebesaran, Keindahan ataupun Kemakmuran bangsa dan negeri ini hingga dengan berbagai cara menginginkan pula untuk mampu memiliki dengan meninggalkan goresan tajam kepahitan untuk bangsa dan negeri ini.
Mereka yang bukan apa-apa, bukan siapa-siapa tapi berlagak seolah mengetahui dan lebih memiliki kuasa untuk menentukan sesuatu atas diri bangsa dan negeri ini.
Apakah Kebesaran Bangsa dan Negeri ini yang terlalu melimpah? Hingga kita tak mampu menjaganya dengan baik?.
Ataukah para sosok-sosok yang seharusnya menjaga dan menjadi rantai rantai pengokoh, menaungi dengan kegagahan namun tak mampu menjaga Kebesaran Bangsa dan Negeri ini dengan sepenuh hati?
Atau apakah karena memang tak mampu untuk melakukannya?
Belum lagi Kebesaran Bangsa dan Negeri ini yang turut tercoreng, yang diredupkan oleh sesama anak negeri sendiri, sesama saudara sejiwa yang seharusnya saling menjaga, tapi karena ego dan kepentingan sendiri melupakan bahwa kehidupan yang mengalir didalam dirinya adalah merupakan pemberian dari Sang Bumi Pertiwi.
Hingga disengaja ataupun tidak justru ada sesama anak negeri yang menancapkan sembilu duka pada Sang Pertiwi.
Bila kebesaran tak mampu lagi memancar, maka harga diri dan martabat pun turutlah redup karena terinjak-injak oleh tangan-tangan dari bangsa bangsa lain yang memandang sebelah mata, menganggap seolah tak berarti bahkan nyatanya ada pandangan yang menganggap kita sebagai bangsa pecundang.
Siapakah yang seharusnya maju dan berdiri didepan menghadapi semua hal yang datang untuk meredupkan Kebesaran Negeri ini?
Rakyatnya yang tak mampu bersatu ataukah Pemimpinnya yang tak mampu menyatukan?
Rakyatnya yang kehilangan arah ataukah Pemimpinnya yang tak mampu menuntun, menunjukkan hingga menghantarkan apa yang harus dilakukan untuk tetap menjaga dan membuat Kilau Kebesaran itu selalu terpancar.
Bagaimanapun sebagai rakyat maka langkah-langkah kaki anak negeri Indonesia ini akan mengarah dan mengikuti jejak langkah yang ditunjukkan oleh sang Pemimpinnya.
Lalu bagaimana jadinya bila sosok yang dijadikan panutan, sosok yang memimpin, namun dirinya sendiri tidaklah mengetahui arah mana yang harus dituju atau langkah apa yang tepat yang harus dilakukan.
Maka akan menuju kemanakah Kapal Kehidupan Bangsa ini? Terus melaju ataukah terpuruk?
Lalu apakah kita diam melihat semua itu? Akankah kita biarkan Kebesaran dan Kejayaan yang seharusnya bersinar, pudar, hilang dan terenggut begitu saja?
Relakah kita melihat Bangsa dan Negeri yang kita cintai, para generasi-generasi penerus yang kita kasihi hanya mendapatkan sisa-sisa dari kehormatan yang seharusnya semakin lama semakin mencapai puncak, dan pada akhirnya hanya akan dianggap menjadi bangsa dari generasi yang tanpa arti.
Yach …..jawabnya tidak!!! Dan siapapun kita sebagai Rakyat Indonesia tidak akan pernah rela bila harga diri diinjak apalagi dianggap sebagai bangsa pecundang.
Kita pasti akan siap berdiri gagah menghadapi siapapun atau apapun. Kita pasti akan siap berdiri gagah, mengepalkan tangan bahkan menunjuk hidung, menghadapi siapapun atau apapun yang hendak mencabik harga diri sebagai Bangsa Indonesia.
Kita siap mencucurkan peluh, mencurahkan segala daya, mewarnai dengan Aliran Darah Keberanian dan Kesucian Hati, demi untuk memandang Sang Merah Putih selalu Berkibar dengan Gagah.
Kita adalah Ksatria Negeri, yang selalu siap menyatukan jiwa, mempersembahkan segala hal yang terbaik, menggemakan dengan lantang Kehormatan Sang Pertiwi.
Namun sekali lagi semua harapan itu, semua semangat dan tekad itu seolah bagaikan berlalu begitu saja.
Tekad, Keinginan dan Semangat Berkobar. Namun tanpa ada satu sentuhan dari seorang Pemimpin yang tepat, yang mengarahkan langkah kita maka kita bagaikan kehilangan arah, terpecah sendiri, bagai kehilangan Satu Tujuan Hidup Berbangsa dan Bernegara yang seharusnya selalu kita junjung.
Sekali lagi, pada akhirnya semuanya akan berujung dan bergantung kepada satu sosok yaitu sosok Sang Pemimpin. Dan jelas tentunya bukanlah seorang Pemimpin yang hanya memiliki pesona belaka, menjadi sosok yang beruntung karena duduk disinggasana. Tapi yang kita butuhkan sosok Seorang Pemimpin Besar.
Pemimpin Terbaik karena memiliki pengetahuan dan kemampuan serta segala hal lainnya. Memiliki daya dan karya untuk membimbing kita semua mengarahkan, menuntun, menghantarkan hingga memastikan langkah Bangsa Indonesia akan sampai disatu Puncak Tujuan Tertinggi.
Seorang Pemimpin yang mampu menjadi Teladan Sejati karena memang telah memahami makna dan hakikat sebenarnya sebagai seorang Anak Negeri dan bagaimana menjalankan peran terbaik itu.
Seorang Pemimpin yang berjuang tanpa pamrih karena setiap perjuangannya, setiap gema kegagahannya memimpin bangsa ini adalah merupakan wujud nyata, persembahan bakti tertinggi seorang Anak Negeri kepada Ibu Pertiwinya.
Wujud nyata yang membuat kita pasti dapat menilai dan mengukur sebuah ketulusan sejati. Melihat dengan jelas dan nyata sebuah bentuk pengabdian dari Seorang Pemimpin.
Bakti tertinggi, pengabdian yang tulus dari Seorang Pemimpin tentunya tak akan pernah mengharapkan pamrih atau imbalan apapun. Bahkan sebuah pembayaran atau bahkan gaji sekalipun. Karena memang pastilah sosok Pemimpin itu memahami benar bahwa dirinya sedang menjalankan Peran Terbaik sebagai seorang Anak Negeri, bukan tengah berniaga dengan Negerinya apalagi mengharapkan upah atas Kepemimpinannya.
Seorang Pemimpin Sejati yang akan menjadi Motivator Terbesar, Pembangkit Semangat Nasionalisme yang akan mampu menyatukan kita semua menggapai masa depan Bangsa dan Negara yang lebih baik.
Selalu siap menyuarakan kegagahan, berjuang sebagai sosok Anak Negeri yang membela harga diri Ibu Pertiwinya.
Wahai saudaraku Rakyat Indonesia. Tentunya gema harapan itu yang berkecamuk didalam dada kita tapi sekaligus bercampur antara keyakinan dan kehilangan keyakinan.
Karena sepertinya tidaklah mungkin menemukan Sosok Pemimpin seperti yang kita butuhkan. Dan kita pun terkadang bimbang seperti apakah sebenarnya sosok Sang Pemimpin Besar yang kita butuhkan itu?
Adakah sebuah tolak ukur atau landasan yang menjadi penguat keyakinan kita bahwa itulah sosok Seorang Pemimpin yang sesungguhnya?
Tentunya pertanyaan itu pun akan terus menjadi pertanyaan tanpa akhir, tanpa kunjung mendapat jawaban bila kita hanya berdiam diri atau termangu saja.
Bagaimana mungkin kita berharap menemukan sesuatu yang terbaik bila kita hanya berdiam dan menunggu saja. Menanti entah berapa lama, menanti entah sampai kapan. Dan apakah pada akhirnya penantian itu akan menghantarkan bertemu sesuatu yang terbaik bagi kehidupan kita.
Untuk mendapatkan hal yang terbaik secara pribadi saja maka kita harus mengerahkan segenap kemampuan, segala upaya untuk bisa mendapatkannya. Apalagi ketika berbicara tentang Bangsa dan Negara, tentang peran kita sebagai Rakyat sekaligus Anak Negeri, maka sudah tentu kita pun harus bersiap diri, melakukan segala hal, melakukan apapun untuk memberikan sebuah sumbangsih tersendiri kepada Negeri ini.
Mulai dari saat ini, mulai dari hal yang terkecil, dimulai dari diri sendiri mencoba menata, mengkondisikan, menyatukan persepsi, menyamakan tujuan dengan menyadari dan menanamkan bahwa segala sesuatu yang ada di Negeri ini, apapun yang terjadi pada Bangsa ini, maka semua itu akan kembali dan berpulang kepada diri kita sendiri.
Melakukan kebaikan, menjaga dengan kemampuan yang ada, mengerahkan potensi yang dimiliki, hanya dan untuk atas nama Bangsa dan Negeri Indonesia. Sekecil apapun adalah jauh lebih baik dari pada berdiam diri atau bahkan berbuat keburukan.
Membuka wawasan dan cakrawala berpikir, memandang jauh kedepan untuk menjadi pribadi-pribadi Rakyat sekaligus Anak Negeri yang terbaik. Membekali diri dengan pengetahuan, potensi dan kemampuan untuk kita satukan pada saatnya nanti.
Dan diujung langkah perjuangan kita sebagai pribadi Anak-anak Negeri maka adalah mempertajam pandangan, memandang dan mendengarkan dengan hati, memberikan penilaian obyektif, memilah dan menetapkan dengan suara hati terdalam hingga langkah kaki kita semua akan sampai disebuah perjalanan, dan pada akhirnya dapat menemukan sosok Pemimpin Terbaik bagi kita semua.
Pada akhirnya aku berharap apapun yang kita lakukan, apapun pengalaman dan hal-hal berharga yang kita dapatkan. Teruslah berupaya dengan segenap kemampuan agar pada akhirnya kita dapat saling berbagi, mengingatkan, menyampaikan dan saling bersama membulatkan tekad untuk mulai menapak lebih baik, berbuat hal yang nyata untuk Rakyat dan Bangsa Indonesia karena sesungguhnya semua itu adalah untuk diri kita pula.
Wahai saudaraku … semaikanlah dan biarkan tumbuh dengan kuat Keyakinan dan Kebanggaan sebagai Anak Indonesia. Agar pada saatnya nanti bersama kita gemakan kesegenap penjuru semesta.
Akulah Anak Indonesia. Akan Kubuat Sang Pertiwi tersenyum Bangga. Akan Kuhiasi Angkasa Raya dengan Kibaran Kegagahan Sang Merah Putih.
Akan kubuat setiap hembusan angin hanya menebarkan Keharuman Nama Bangsa dan Negeri Indonesia.
Indonesiaku yang Bersinar bagai Permata Terindah di Jagat Kehidupan.
Indonesiaku Nan Permai Guratan Maha Karya Sempurna.
Indonesiaku Yang Gagah dengan Rantai Pengokoh Ikrar Setia Anak-anak Negeri.
Indonesiaku Yang Bermartabat, menggetarkan siapapun dalam Genggaman dan Pancaran Kharisma Sang Pemimpin Besar.
Demi Kebanggaan sebagai Rakyat Indonesia.
Demi Kebesaran Bangsa. Demi Kebesaran Negeri Indonesia yang Berkilau di Puncak Kehormatan Tertinggi yang akan mampu kita wujudkan hanya dengan sentuhan sosok Sang Pemimpin Besar.
Sang Pemimpin Besar Yang Memimpin dengan Pengetahuan dan Kemampuannya.
Sang Pemimpin Besar yang Menuntun dengan Daya dan Karyanya.
Sang Pemimpin Besar yang Menyentuh dengan Ketulusan dan Kebesaran Hatinya.
Sang Pemimpin Besar … Sang Pemimpin Sejati … Yang akan membuat Bangsa ini Menepuk Dada Menunjuk dengan Bangga sebagai Rakyat Indonesia.
Hingga pada akhirnya setiap Rakyat, seluruh Anak-anak Negeri akan selalu menggemakan dengan lantang …
“Aku adalah Kegagahan.”
“Aku adalah Rantai Pengokoh Sang Pertiwi.”
“Aku adalah Pengibar dan Penjaga Sang Merah Putih.”
“Dan aku adalah … INDONESIA.”
Jadi Mari Kita Bulatkan Tekad dan Kuatkan Keyakinan selalu Bersandar pada Hati, Tegar hadapi apapun.
Bersama kita Berharap, Mencari … dan terus Melangkah … hingga kita berjumpa dengan … Sang Pemimpin Besar.
Sang Pemimpin Besar yang akan membuat setiap Bangsa dan Negeri manapun hanya akan memandang …
“Indonesia adalah Kegagahan” … “Indonesia adalah Kejayaan” … “Indonesia adalah Bangsa dan Negeri Yang Besar.”
Indonesia Yang Gagah Butuh Sang Pemimpin Berkharisma
Indonesia Yang Jaya Butuh Sang Pemimpin Sejati
Dan Indonesia Yang Besar Butuh … Sang Pemimpin Besar.
Jadi berarti Untuk Mampu Berdiri Gagah, Memancarkan Kilau Kejayaan,
Menjadi Bangsa dan Negeri Yang Besar maka yang Kita Butuhkan adalah
… “ Sang Pemimpin Besar ” …
Salam Persatuan dan Kebanggaan sebagai Sesama Anak Negeri Indonesia.
Yth. Kimas Ngabehi, salam kenal…
Walau sedikit terlambat, saya ngaturaken Selamat Ulang Tahun, mugi panjengan sekeluarga serta para Sedulur Sejati Tunggal-Sikep NKRI tansah pinaringan Kanugrahan, Karaharjan lan Karahayon saking Gusti Ingkang Maha Asih.
Salam…JAS-MERAH,
Salam…TRIWIKRAMA SUMPAH PEMUDA,
Salam…TRIWIKRAMA-BUDAYA.
Bhinneka Tunggal-Sikep
Bakuh-Kukuh-Utuh…NKRI
Samin adalah Sikap
sugeng tepang ugi Raka Mas Sikap Samin ingkang berbudi, selamat datang digubuk saya, trimakasih atas doanya, lan paring donga penjenengan badhe wangsul maleh dateng ingkang paring pandonga.Nun injih sumangga tansah atunggal sikep, mbadol ngrompol , guyub rukun sahingga saget nderek nyengkuyung lestatunipun saha kemajenganipun NKRI
rahayu
rahayu selamet…
semoga cita-cita diatas berhasil., memang budaya kita budaya bangsa Indonesia yang berakar pada nilai-nilai keluhuran budi, menembus langit membelah cakrawala, membelah tanah membelah samudra dan menumbangkan gunung-gunung, seperti ombak dilautan yang luas seperti pelangi menghiasai sore hari. pokoknya tak terlukiskan… merdeka!
ikut memayu hayuning buwono…
selamat ulang tahun Ki semoga panjang umur sehat selamet, amin..
wass wb
SUMPAH PEMUDA….
jangan tanyakan naskah sumpah pemuda kepada pemuda dan pemudi masa kini…
karna bisa dipastikan mereka tidak hafal…
apakah ketidak hafalan mereka terhadapnaskah sumpah pemuda membuat mereka tidak menghargai serta menghormati sumpah pemuda???
salah besar…
karna sumpah pemuda tidak hanya untuk menghafal naskahnya saja..
tetapi bagaimana kita berperan membangun pemuda-pemudi negeri kita ini untuk maju dan mandiri…
pemuda sekarang hidup dijaman serta era yang berbeda dengan ja,an dahulu…
pemuda-pemudi sekarang sangat berperan membangun bangsa ini…
dengan berbagai cara mereka membangun negeri ini…
jangan anggap remeh pemuda-pemudi jaman sekarang…
ajangan hanya melihat dari keterpurukan serta kerendahan moral para pemuda-pemudi sekarang…
majulah para pemuda serta pemudi negeriku…
bangun negara kita agar lebih mandiri dan maju.
Iklan
Kok ndak ditampilkan ki, wisik dari tanah perdikan gaibnya? Bagus lho ki, agar para sanak kadang tahu apa sejatinya yang akan terjadi. Ditunggu ki,..Rahayu.
Nuwun sewu Ki Wong Alus, sasmita gaib ingkang katampi namung kepareng dipun pawartosaken dumateng para winastika kemawon, kita sedaya namung kepareng anyekseni menapa ingkang badhe dumados. Maturnuwun.
nderek ki wong alus…setuju…monggo dipun wedharaken ki ngabehi….btw para pecinta ngajitauhid wp dot com itu orang2 waskita lho ki…kecuali saya 😀
@Ki Tono
Ya saya percaya KI, kalu yang suka mampir di sini rata rata para piyantun ingkang linuwih, tapi yang namanya dunia blog kan bisa diakses sinten kemawon to, termasuk mungkin anak2 yang kesasar masuk blog ini. Lha nanti kalu tulisan saya meembawa efek yang tidak baik, waduh …saya takut keno sapu dendaning jawata.Nuwun.
sugeng tanggap warsa Ki Ngabehi
kula rumiyin sampun atur ucapan selamat nanging mboten saged mlebet
kula tengga dawuhipun ingkang panjenengan tampi saking alam kaluhuran
menawi mboten kersa medar wonten mriki mbok kula dipun email.
mangga katuran pinarak wonten gubuk kula
kula aturi daharan rujakbeling saha unjukan kolakrawe
Injih maturnuwun Ki Tomy, sakmangkeh kula sowan dateng pidalem penjenengan. Menapa njih ingkang badhe dipun babar? Wong Ki wong alus menika namung gegojegan kaliyan kula kok
maturnuwun, rahayu.
aduh do ngomong opo kwi, aku kok ora mudeng blas…
bahasa jawa pancen angel tenan je..
marahi gerah polo….
hahahahahahahaha.. 😀
pissssssssss
@yos
di tempat saya ngakunya juga gak mudheng… tulisane ora mlayu lho mas… mongsok ngakune ora nyandhak
o..oew.. aku ketahuan….,
walah.. keweruhan je…
hmmmm…
artikel bagus 🙂
ijin menyimak dan mengkopi ya 😀
@sugeng
Mangga Mas.
ayo melihat banyu mili
Keterpurukan hidup membuat saya melakoni pesugihan di PAK MANDALA,sebelumnya saya Mendapatkan no hp aki (082348985714) dari teman yang sudah sukses kaya, saran PAK MANDALA pesugihan yang cocok untuk saya adalah Bank GHAIB, di waktu itu tanpa banyak perhitungan saya ikuti petunjuk dari aki ,saya sudah sangat bingung dengan hutang yang beratus-ratus juta. Untung saja ada PAK MANDALA yang membantu melalui syareatnya. Saya serahkan umur 1 hari saya untuk ritual ini . pada malam pelaksanaan ritual saya merasa sesuatu yang sangat asing,. Karna merasa tak kuat kemudian saya coba melelapkan diri, entah sadar atau tidak saya melihat sosok makhluk tinggi besar yang memberikan saya kain hitam yang berisi uang 50-100rbuan yang sangat banyak setelah benar-benar sadar saya memeriksa kotak hitam yang telah saya persiapkan sebelumnya atas perintah PAK MANDALA ,dan dengan sangat terkejut saya melihat kotak tersebut penuh dengan uang 50-100ribuan sampai ratusan lembAr banyaknya , tanpa ada rekayasa saya membuat kesaksian ini karna semua ini benar-benar saya alami. SUMPAH DEMI ALLAH DAN ATS NAMA KELUARGA Saya ucapkan ribuan terimkasih kepada PAK MANDALA,saat ini hutang saya telah lunas dan saya tlah memiliki toko elektronik yang lumayan besar . sekali lagi saya ucapkan terimakasih yang sangat besar kepada PAK MANDALA dan keluarga.