Apakah anda seorang pencinta alam atau seorang yang gemar berpetualang? Kalau iya, tak lengkap rasanya bila anda belum pernah mendaki Gunung Karang di kawasan kabupaten Pandegelang – Banten. Sebuah Gunung dengan tinggi kurang lebih 1700 meter di atas permukaan laut. Ibarat seorang gadis gunung ini masih amat sangat Virgin, dalam arti belum tersentuh oleh tangan-tangan jahil manusia.
Hari minggu tanggal 26 desember 2010 cuaca cukup cerah, saya memacu kuda besi saya menuju rumah sahabat saya Mas Bayu R di kawasan serpong Tangerang. Pada hari itu saya diajak beliau untuk ikut mendaki Gunung Karang dan menikmati pemandangan alamnya yang amat elok nan eksotis. Setelah menikmati kopi pagi bikinan istri beliau akhirnya kami memutuskan untuk memulai perjalanan. Waktu masih menunjukkan pukul 08:00 pagi ketika kami mulai menyusuri Jalan Tol Jakarta – Merak.
Dalam perjalanan terpaksa kami bertanya ke sana- kemari, karena minimnya informasi yang kami ketahui. Beruntung sekali di sekitar Polres Pandegelang kami bertemu seorang bapak-bapak yang dengan senang hati bersedia mengantar kami sampai Dusun Kaduengang, yaitu sebuah dusun kecil nan sunyi di kaki Gunung Karang yang biasa dipakai start para pendaki. Sampai di dusun Kaduengang kira-kira pukul 11:00, dengan di temani warga setempat kami memulai pendakian. Sungguh di luar dugaan kami sebelumnya, ternyata akses untuk pendakian teramat sulit, belum ada jalan semi permanen seperti layaknya gunung-gunung yang biasa dikunjungi oleh para pendaki. Gunung ini benar-benar masih perawan. Dalam perjalanan pendakian, kami bertiga tak jarang harus bergelayutan akar-akar pepohonan, bahkan kadang-kadang jatuh terantuk akar pohon ataupun berguling karena terpeleset.
Pak Tua Pencari Rumput
Baru sekitar seperlima jarak tempuh perjalanan, tenaga kami benar-benar seperti terkuras, nafas tersengal-sengal, apalagi sahabat saya Mas Bayu yang usianya sudah separuh abad lebih, tentu saja kondisi fisiknya agak mengganggu proses pendakiannya. Akhirnya kami memutuskan untuk beristirahat sebentar. Ditengah-tengah kami beristirahat, kami dikejutkan dengan kedatangan seekor anjing putih besar, dan ternyata di belakang anjing tersebut berjalan seorang bapak tua sambil memanggul rumput basah. Orang tua itu berhenti, dan dengan ramah menyapa kami sambil mengulurkan tangan keriputnya untuk menyalami kami. Sambil tersenyum dia menasehati kami agar berhati-hati dan mendoakan semoga selamat sampai tujuan. Setelah menghabiskan satu batang rokok, kami kemudian meneruskan perjalanan. “Aneeh”tiba-tiba saya merasakan keanehan terjadi pada diri saya, tubuh saya tiba-tiba terasa lebih segar, kuat dan amat ringan, hingga kaki ini terasa makin lincah menapaki bebatuan licin. Dalam hati ini bertanya-tanya, apakah bapak tua tadi yang telah memberikan tambah energy kepada kami? Di tengah kebingungan saya, Mas Bayu pun bercerita, ternyata beliau juga merasakan seperti yang saya alami. Bahkan beliau sempat berkelakar, ‘wah.. ternyata kita baru aja ketemu orang sakti mas’he..he ..he. Yang jelas siapapun anda bapak tua, kami wajib mengucapkan trimakasih yang sebesar-besarnya, karena telah memberikan bantuan yang besar kepada kami dengan cuma-cuma dan sembunyi-sembunyi.
Nuansa Mistis Gunung Karang
Di tengah pendakian kami bertemu dua orang penduduk yang berjaga di pos darurat sambil berdagang kecil-kecilan, menurut penuturanya kawasan lereng Gunung Karang menyimpan banyak tempat – tempat yang dikeramatkan, diantaranya makam seorang raja, pertapa dan lain-lain. Di kanan kiri jalan setapak yang kita lalui tumbuh pohon-pohon raksasa yang umurnya mungkin sudah ratusan tahun, gelapnya kabut membuat cabang-cabang pohon tersebut seperti tangan-tangan raksasa yang siap mencengkram manusia-manusia yang bermaksud jahil di kawasan ini. Di tengah perjalanan kami harus berhadapan dengan serangan hawa dingin, ditambah guyuran air hujan yang sangat deras juga terpaan angin yang amat kencang. Jalan semakin licin dan tak jarang membuat kami kadang-kadang jatuh terpeleset. Sampai di Pos 3 (tiga ) kami sempat bertemu dengan seorang kakek tua yang baru saja turun dari puncak, sungguh sangat mengagumkan seorang kakek yang sudah berumur 70 an masih mampu mendaki gunung setinggi ini, pada hal kami yang masih muda saja harus berjuang habis-habisan. Akhirnya perjuangan kami membuahkan hasil, beberapa puluh meter di atas kami telah terlihat bangunan mushola, dan akhirnya kami benar-benar mencapai puncak Gunung Karang. Di atas Gunung ini ada keajaiban alam yang mungkin jarang di temukan di tempat-tempat yang lain. Umumnya sebuah mata air sering kita jumpai di kawasan lereng atau di kaki sebuah gunung, namun di Gunung Karang mata air tersebut benar-benar muncul di puncang gunung tersebut. Mata air tersebut muncul menjadi 7 (tujuh) sumber, yang oleh penduduk sekitar disebut dengan nama sumur tujuh. Khasiat dari air sumur tersebut adalah untuk membersihkan diri dari gangguan energi-energi negative. Caranya adah dengan berdoa dan mandi keramas di sumber tersebut. Bagi yang mata batinnya sudah terasah dengan baik, saya yakin akan bisa menyaksikan fenomena-fenomena gaib di tempat ini. Ketika berada di pucak gunung ini saya sempat hampir pingsan, karena hawa dingin yang menggigit. Ketika kami datang tempat ini sedang terjadi hujan angin yang sangat mengerikan.
Rute Pendakian
Setelah di rasa cukup kami memutuskan untuk turun, saat itu waktu kira-kira menunjukkan pukul 16:30 dan tepat azan isya’ berkumandang kami telah sampai di tempat kami menitipkan kendaraan. Bagi anda yang ingin berkunjung kesana, saya sarankan untuk mengikuti rute di bawah ini, karena setelah kami berputar-putar ternyata rute inilah yang paling mudah untuk di lewati. Patokannya adalah alun-alun depan Polres pandegelang. Bila anda dari arah Jakarta, ketika telah bertemu alun-alun silahkan anda berputar ke kiri, nanti akan ketemu pertigaan bila lurus menuju ke Tanjung Lesung, kalau ke kanan kea rah labuhan, ambil kearah labuhan dan nanti akan bertemu pertigaan , silahkan ambil arah ke kanan ketemu pertigaan ke kanan lagi, setelah itu akan ketemu pertigaan lagi dan silahkan ambil kiri terus menuju dusun Kaduengang. Jalan ini cuma kecil untuk memastikan supaya tida tersasar jangan sungkan-sungkan untuk bertanya kepada penduduk setempat. Jarak Polres Pandegelang ke dusun Kaduengang sekira-kira 15 km, anda harus berhati-hati karena jalanan yang sangat buruk. Bila telah sampai di Kampung Kaduengang anda bisa menitipkan kendaraan di warung pertigaan tusuk sate (warung Teteh Choiriyah/aa’ Agus) dan anda selama pendakian bisa minta tolong dipandu seorang anak muda yang bernama RUDA’I, orangnya ramah, sabar dan amat mengenal seluk beluk daerah ini.
@ mas Ngabehi,
Sebelumnya saya baca komen panjenengan yang menyatakan hobinya ‘mancing’, saya sdh curiga!? Bhatara Brahala Sewu ‘mancing’..?!? ini pasti yang dipancing bukan sembarang ikan… Jebul kecurigaan saya ada benarnya, mancing ditempat-tempat khusus to?! Aku mèri tenan setelah baca postingan ini, cuma kok blm ada cerita tentang pertemuan dg sedulur2 ‘samin’ Baduy didaerah tsb ya?
Atau akan ada cerita lanjutannya tentang ‘hasil pancingan’ yang diperoleh, mas?
Saya tunggu deh oleh2nya…
Saya ucapkan selamat atas sukses perjalanan ke Gunung Karang, terus terang saya baru kali ini mendengar nama tsb…
Salam…Mancing-Wangsit, he he he
@Mas Samin
Lho saya ini memang hobi mancing beneran mas, pernah lho saya ini mau nyoba ngakali yang punya empang, ternyata siempunya empang itu orang sakti, saya jadi malu sendiri, ikannya yang guede-guede dan banyak tidak ada satu pun yang mau menyambar umpan saya, saya cuma di ketawai, jian blaik tenan. Mengenai tulisan di atas saya punya tujuan, barang kali ada di antara para sedulur pengen pergi kesana, sedikit-sedikit tulisan di atas mudah-mudahan bisa membantu.
makasih yo mas, udah sudi mampir.
mbok… bigroone sek polos tomasss,,, ben ra kesel tak wocooooo…..
hny ALLAH yg TAU dirinya ALLAH..mk hny ALLAH yg MAMPU menyembah ALLAH..LOGIKAnya hny ALLAH yg BISA MENCERITAKN “sgala ttg”ALLAH…..heheheeee..eee…hny sing uis NGABEHI sg TAU SA’KABEHE..sg MAMPU CRITO kabeh2e ttg sg DIKABEHI..tanpo SISO/NGENGEH….hahahaaa..aaaa…yg MENCARI sdh sampai pd yg DICARI..uis PANTES…keep u sMiLeee broww 🙂
Telah terbit buku Ngelmu Urip – Bawarasa Kawruh Kejawen penulis Ki Sondong Mandali, Ketua Umum Yayasan Sekar Jagad.
ISBN: 978-602-98012-0-0
Ukuran: 14 x 21 cm
Tebal isi: 278 halaman
Harga Rp. 30.000,-/eksemplar
Ditambah biaya ongkos kirim, harga buku di dalam Pulau Jawa Rp. 40.000,- di luar Pulau Jawa Rp. 50.000,-
Pembayaran harus sudah diterima mendahului pengiriman paket buku.
Pemesanan lewat SMS di nomor. 081390478229; 08157611019; 08179522629; 08882572343 atau lewat email ke mandalisondong@ymail.com dengan menyebutkan:
* nama lengkap pemesan
* alamat pemesan lengkap dengan kode pos wilayah
* jumlah pesanan
Dana yang terkumpul dari hasil penjualan buku akan digunakan untuk pembangunan Pusat Studi Jawa, sebuah kerja nyata dalam revolusi kebudayaan Nusantara.
Jumbuh dengan SUMPAH BUDAYA 2009 yang telah dicanangkan rekan-rekan muda:
1. Menghidupkan kembali budaya daerah sebagai dasar pengembangan budaya Nusantara.
2. Menjadikan budaya daerah sebagai dasar pijakan ide-ide kreatif pembangunan.
3. Mengembangkan kearifan budaya daerah sebagai nilai-nilai Pembangunan Nasional.
sy mampir. tapi saya belum mampir ke gunung karang.
gimana khabarnya mas ?
mudah2an kita bisa silaturahim di darat. (kata2 ini saya contek dari kang boed … si “i love uuu fullllll itu lho … :)) )
@mas JK
Pengestu penjenengan, saya sehat selalu. Inggih mudah-mudahan nanti ada sarasehan antar sedulur sehingga bisa saling bertatap muka. Maturnuwun sampun kerso mampir.
Sebenarnya tujuan pendakian ke gunung karang tidak hanya menuju sumur tujuh saja, ada satu lagi yaitu kawah gunung, memang bukan kawah seperti di bromo, tapi ini lokasi keluarnya air panas dan belerang, letaknya di puncak sebelah selatan.
jika mau ke kaduengang yg lebih dekat lewat cadasari, berhenti di mako yonif 320 badak putih, lewat jalur cidahu, mungkin hanya 6-7 km saja dari yonif..
jika mau ke kawah tidak lewat kadu engang, tapi lewat Desa Pager Batu / desa Pasir Angin, tinggal cari guide aja disana..
jika mau berburu yg gaib-baik ya memang di gunung itu tempatnya… dan jika mau mencoba lagi boleh tuh naik mencoba gunung tetangganya, namanya Gunung Pulosari… selamat hunting…
salam kenal mas, jujur saya tertarik dengan cerita anda, ada beberapa hal yag ingin saya tanyakan :
1. butuh waktu berapa lama untuk mencapai sumurtujuh tersebut.
2. dan apakah perjalanan ke sumur tujuh tersebut baiknya di bulan apa yah ? mengingat bapak mengatakan pendakian teramat sulit.
dan sesulit apakah ?
terima kasih
salam kenal kembali Mas Usman,
Waktu yang dibutuhkan untuk mendaki kira-kira 4 s/d 5 jam, itupun harus jalan ekstra(jarang istirahat), sebab kita hanya mengikuti jalan setapak yang kadang sudah tertutup semak belukar, juga medan teramat sulit karena jalan setapak tersebut umumnya terbentuk oleh bekas aliran air dari atas, yang kanan kirinya ada jurang yang dalam.Sebaiknya kalau mau mendaki kita ambil di musim kemarau, sebab kalau musim hujan jalan setapak menuju puncak sangat licin sekali.
trimakasih
ya bener banget kang, saya juga udah 2 kali naik ke gunung karang, tapi tujuan saya cuman ke kawahnya ajah sih.. soalnya saya bareng temen ceweknya juga.. hehehe emang bener gunung karang menyimpan banyak mistis saya juga pernah lihat n dibisikin sama kakek2.. ketika mau badai..
tapi temen2 saya ngotot, gara2 cuaca sebelumnya cerah.
dan akhirnya kena badai juga dehhh… dan sandai gunung sayapu sampe putus gara-gara tergelincir.. dan hampir masuk ke jurang, hehe untung sekarang masih idupp…
tapi itu adalah pengalaman paling serrruuu
terima kasih infonya bang. . . . .
Gunung ini akan jadi agenda pendakian q.
@ivan
Betul sekali mas, naik ke sana harus ekstra hati-hati, konon juga banyak harimau yang dilepas lagi disana.
@Taufik
Selamat mendaki, mohon berhati-hati di saat musim hujan, jalurnya licin banget.
ya ibaratnya Gunung Karang di Banten itu sama seperti Gunung Muria di daerah saya
( Kudus Jateng )… Yang Masih menyimpan suasan Mistis & Religius
ya ibaratnya Gunung Karang di Banten itu sama seperti Gunung Muria di daerah saya
( Kudus Jateng )… Yang Masih menyimpan suasana Mistis & Religius
@bayu
betul kang bayu, saya sendiri belum pernah mendaki Gunung Muria, tapi menurut yang saya dengar Gunung ini termasuk unik juga.
Makasih telah berkunjung ke Gubuk ini.
iya Mas.. Klo Gunung Muria di kudus itu ada banyak sekali tempat2 sakral tetapi yg saya ketahui itu Ada dua yg terkenal yakni Makam sunan Muria di desa colo Lereng selang Muria. & yg gak kalahnya sakral ny yaitu Punden Rahtawu bagian dari Gunung Muria yg terkenal sebagai tempat pamoksa’an para tokoh pewayangan seperti begawan abiyasa eyang sakri begawan palasara pandawa lima dsb.. Itu info yg saya dapat tentang Gunung Muria ini Mas! Yang selalu terlihat mempesona jika senja telah tiba
kum kasakabeh dulur. maaf numpang tanya,klo saya bole main ksn? trus brapa hari bole main disana.
Mas setelah membaca artikel gunung karang nya.. Sy jd kepingin tu ikutan naek gunung itu… Kapan” kalo ada rencana lg, boleh donk ajak-ajak saya… Hehehehe.. Saya suka naik gunung juga sih mas, cuman g ada patner ….hehehe
Wlopun sdh 8x ngedaki puncak gunung karang smpe skrg q gak bosen2 tuh.. 🙂
ulasan yg menarik, setelah saya melihat suatu malam di tvone, jejak islam dibanten, dan ada gunung karang juga gn. palasari,.. ingin rasanya mendekati, dan sekarang meski tidak atau belum pergi, sedikit terobati.. suatu saat, jika sempat, tentu ingin juga merapat.. seperti pendakian saya tempo dulu empat dekade lalu di gunung klabat..salam kenal ya. Pak.. dan jika ingin memancing.. datanglah di tempat kami..lokasi tidak jauh dari bsd..city..belakang polsek cisauk..depan perum citra..serpong… salam.slam hormat…
Perjalanan ke sumur tujuh lumayan menguras tenaga..
Tpi dari pada ke sumur 7 lebih asik ke kawahnya..
🙂
bigroone ojo laut massss… ben konsen baca nya…
saya baru 3 x mandi di sumur nangka, jarak dari sumur 7 dua kilo lagi turun naik juga medannya,
Baca blog ini saya Jadi Kangen GUNUNG KARANG, sdh lama saya gak ksana.
Saya sudah 3x Naik Gunung karang, pertama kesana tahun 1993 & terakhir tahun 1996-1997.
Suasana yg damai & sejuk serta ramahnya penduduk desa Pasir Angin.
Ada sebuah pesantren salaf sederhana di desa Pasir Angin yg penuh dengan ilmu dengan Santri2 yang baik, sopan, ramah & rendah hati.
Jika Anda ingin Belajar Ngaji + kanuragan, dsana salah satu tempat yg cukup baik u/menimba ilmu.
Alkisah, Banyak Jawara Rendah Hati & pandai mengaji yg lahir setelah berguru disana.
ikan Asin + sambal terasi & lalapan adalah makanan kesukaan warga sekitar khusus nya warga desa Pasir Angin, jadi kalau Anda kesana saya sarankan bawalah makanan kesukaan mereka, niscaya akan timbul rasa persaudaraan & kekeluargaan yang hangat.
Sampai Jumpa Di GUNUNG KARANG.
Salam hangat,
H.Avionic
Klo ada yang mau mendaki ke gunung karang, boleh dong saya ikutan. Cz saya ga ada partner bwat ksana
Tolong infonya bwat tmen” smua
Makasih sblumnya
085771233931
2AF657D2