Curahkan Uneg-uneg anda di sini tentang problematika hidup, ataupun pengalaman-pengalaman dalam pendakian (petualangan ) Rohani, Supaya saudara-saudara yang lain bisa memberikan saran, nasehat atau memetik hikmahnya.
Curahkan Uneg-uneg anda di sini tentang problematika hidup, ataupun pengalaman-pengalaman dalam pendakian (petualangan ) Rohani, Supaya saudara-saudara yang lain bisa memberikan saran, nasehat atau memetik hikmahnya.
Menempuh perjalanan Rohani kuibaratkan seperti menentang arus sungai , dimana sungai itu tengah berada dalam banjir besar. Sungguh berat sekali, banyak hal-hal yang harus dijumpai dan harus dialami, dimana kadang bertentangan dengan rasa, aduh tolong saudaraku berikanlah nasehat-nasehat untukku
merendah dlm menjalani hidup so d bawah banyak harta harta yg terpendam
melaku hidup dengan diam akan berbeda jika melaku hidup dengan berjalan sambil belajar……dekat dengan ulama adalah salah satu cara menmpuh hidup untuk mencapai kebahagiaan hakiki…
mersudi dan melaku itulah jalan hidup…..maka belajar kitab lebih baik dari pada shalat sunat 100 rakaat…….
dengan ilmu semua akan terlihat mudah ..kunci hidup ada pada kemauan untuk belajar…
belajar tidak ada kata terlambat…..tapi kemauan untuk mendalami butuh pengorbanan
setelah berilmu maka beramal-lah untuk sekelilingmu….
tuntunan hidup ada pada qur’an dan sunah…penjabaran dan pengejawantahan ayat kauniyah perlu kecerdasan spiritual…
hidupkan dirimu dalam diam….
Kekadang hidup ini melawan arus, untuk sampai kepada DIA yang ESA. Di bawanya kita untuk diperkenalkan akan kekuasaanNYA and KeindahanNYA agar kita akan bersama DIA senantiasa tanpa bergantung kepada selain NYA. Kekadang berat tanggungan kita rasanye disebabkan masih ada lagi ke AKU an pada diri kita, lepaskan semua keberadaan kita dan bulatkan hati kita yang jernih itu kedalam pelukkan NYA.
Aku kata begini kerana aku juga merasai sebagaimana payah mengharungi perjalanan kerohanian ini. Ibarat buah durian, selama ini aku cuma mencium baunye yang sedap dan berbagai ceritanye yang sungguh enak..tetapi bila aku berpeluang memegang dan merasainye sendiri baru ku tahu untuk menikmatinye bukan seperti yang ku dengar dahulu tapi dengan bimbinganNYA dan mereka yang sudah melaluinya, akhirnya dapatlah aku merasai kenikmatan kemanisan isinya. Kalau diingatkan kembali akan kesakitan dari durinya hendak rasanye aku tinggalkan buah durian ini.
Tetapi saudara ku ingatlah akan dikau kata-kata tuhan AKU
“Tiada sesuatu yang bergerak kecuali AKU yang gerakkan”
“Jika sekiranya seseorang itu aku bagi pertunjuk,tiada siapa yang dapat menyesatkan dan sekiranya seseorang itu AKU sesatkan, tiada sesiapa yang boleh menolongnya”.
Maka dengan itu, teruskanlah langkah mu saudara ku, kerna DIRIMU dan DIRIKU dari sumber yang SATU, DIA lah yang maha KUASA dan lagi maha BIJAKSANA .
belah air seperti d saat kita berkaca.
kenali siapa kita, bkn melihat dr sebuah nama.
berolah rasa….berolah jiwa dan berolah raga…ketiga itu mesti satu kesatuan…
tanpa kesatuan itu akan terdapat kekurangan dalam menempuh jalan yang Esa……
saya pernah mengalami berbagai kepahitan dan kesenangan dalam hidup….tapi itu saja tidak akan cukup tanpa ilmu , ilmu tidak bisa datang sendiri (kecuali terkehendaki oleh Allah SWT)…maka menuntu ilmu itu penting….dan pengamalannya lebih penting…
terkadang dengan dzikir dan pikir belumlah cukup menentramkan hati yang gelisah…tercukupinya lahir bathin itu suatu kemestian….
keseimbangan hidup yang selalu saya cari…belumlah tercapai….ada yang mau sharing…
Dolor sebenarnya kesimbangan hidup itu pada diri manusia sudah ada, tetapi manusiannya aja yang kurang bisa mengolah apa yang dolor sampaikan di atas, keseimbangan hidup itu ada pada hati kita masing-masing apa kita sebagai umatnnya sudah bisa mensyukuri apa yang sudah di berikan ole Nya (Allah) . Sebagai umat manusia sejak lahir kita sudah di beri kesimbangan hidup, dolor kunci dari semua itu ada pada hati kita. Mohon maaf sebelumnya bukan maksud menggurui tapi itu adalan pengalaman hidup saya..
Keluarkan Jiwa mu dari Raga mu, jangan kau penjarakan jiwa itu didalam raga mu tapi jangan kau lemparkan raga mu nanti musnah segalanya akibat pancaran cahaya mu yang juga cahaya KU.
Syurga neraka itulah Kepahitan dan kesenangan mu di dunia ini, kapaikan kata kata KU…”Para wali-wali KU mendapat dua syurga iaitu syurga didunia dan juga syurga diakhirat. Kata-kata KU bukan omong-omong kosong tapi ada rahsia disebalik tabir hijabKU pada mu yang perlu kau hurai dan engkau jejaki.
Tidak aku katakan Ilmu itu tidak penting tetapi sama-samalah kita mencari yang hakiki dan abadi yang memiliki gedung-gedung NYA pasti. Sepertimana hidup didunia, usah mencari kenalan dari bangsa menteri-menteri disesuatu negeri tetapi berkenalanlah terus dengan Presidennya sendiri yang berkuasa lagi maha mengetahui kerana IAnya sahaja yang memegang kunci-kunci gedung-gedung di negeriNYA sendiri.
mana atuh dimana……. anjeun mani hese di jugjugna …..
diudag anjeun lumpat di antep anjeun cicing, naha atuh..
Rahayu… ,
Salam Penuh Kebahagiaan… ,
Kulanuwun, ndherek pasang iklan… , hehehe… .
Para kadang sekaliyan, saudara Herjuna, saudara Hidayat, dan saudara2 lainnya yang telah mengenal saya di seblog Gantharwa, saya mengundang panjenengan sedanten untuk berkunjung ke weblog saya di = http://ciwabuddha.wordpress.com.
Disana mungkin kita bisa lebih saling mengenal, karena disana saya juga menerangkan siapa diri saya ini, serta silsilah saya dari Sunan Kalidjaga, Paku Buwana IX, dan Hamengku Buwana I, semua saya uraikan dengan cukup lengkap ( dengan keterbatasan wahana tentunya, sehingga sebatas itu yang bisa diungkap ). Bersumber dari silsilah yang ada pada saya dan saya jaga, yang telah diresmikan, terutama oleh pemerintah, dan juga pemerintah Hindia Belanda waktu itu.
Disana ada halaman tempat ngangsu kaweruh Jawa-Kejawen, Buddha-Dharma.
Nanti juga akan saya tambahkan ‘pengalaman spiritual’, termasuk pengalaman saya ketika pada usia 5 tahun bersamadhi dan mendapatkan KERIS PANEMBAHAN SENAPATI yang datang menancap ke lantai di depan saya samadhi. Sekarang keris itu masih saya simpan, saya jamasi, saya beri warangka emas.
Dulu juga saya punya keris KYAI SENGKELAT, tapi disimpan oleh Ketua HPK seluruh Indonesia pada tahun 1994.
Kiranya cukup sekian. Mohon dipenuhi undangan saya ini, untuk mempererat tali persaudaraan kita, untuk lebih saling mengenal, dan untuk melanjutkan diskusi dengan lebih gayeng… .Jangan lupa, : http ://ciwabuddha.wordpress.com lho… .
Rahayu…
Semoga Semua Makhluk berbahagia… .
Salam-Damai dan Penuh-Cinta-Kasih… .
KASUWUN DUMATENG LUBERING MANAH. NUWUN.
bismillah hirrahman nirrahim
assalamualaikum
Sering kali seorang muslim seperti saya ini mendengar kata-kata yang tidak asing di telinga, namun saking seringnya kata-kata ini menjadi pemicu pertanyaan dari dalam diri, diantaranya kata – kata tsb adalah : Tuhan, Allah,Iman, Islam, taqwa,ibadah, amal shalih, syahadat, zikir, fikiran, hawa nafsu, rohani, Nabi, Rasul, Jihad, dakwah, Alquran, Sunnah Nabi, Sahabat Nabi, Sholat, puasa, zakat, haji, Iblis, syetan, Malaikat, surga, neraka, peringatan, dosa, Sabar, dan Ikhlas. Pertanyaan yang muncul berkenaan dengan nama2/kata2 diatas adalah hampir sama : apakah hakekat nama-nama itu / kata-kata itu ? pertanyaan ini cukup mewakili pertanyaan-pertanyaan lainnya seperti : apa dan bagaimana ? mengapa ? artinya ? maksudnya dan tujuannya ?
pertanyaan seputar nama-nama tsb pastilah ada jawabannya, dan jawabannya harus dari diri sendiri karena yang pertanyaan itu juga berasal dari dalam diri, sehingga terjadilah perulangan terus menerus antara jawaban yang melahirkan pertanyaan baru, dan kembali mendapat jawaban dan dst. Jawaban yang dicoba didapatkan dari luar diri adalah usaha yang wajib dilakukan pula, sebab ia insya Allah menjadi kebaikan buat mereka yang memberi jawaban dan yang berkaitan dengannya. Amin. Silahkan datang ke blog berikut : http://www.nizamudin.blogspot.com
Ada perbedaan antara “muni” dan “uni”. Kebanyakan masyarakat di sekitar kita terjebak pada “uni” yang menjadi landasan mereka berkeyakinan. Uni itu sumbernya tidak jelas, tidak mampu menjelaskan “benering bener”. karena berpangkal dari “tembung jarene” (katanya). Dalam urusan olah rasa, apa yang tersurat dan apa yang terdengar dengan telinga fisik itu adalah golongan “uni” (bunyi, kabar).
Adapun kata kerja “muni” itu jelas sumbernya, contoh: HP-ku muni. Dalam olah rasa, yang dikatakan “muni” itu rasa kita yang bisa dikatakan sebagai “kitab teles”.
Ketika kita lahir kita sudah membawa “soft ware” yang bernama rasa, dan itu lebih otentik dari pada kitab yang dibaca oleh mata.
“Soft ware” ini antara lain berisi:
– Tresna hanresnanana sapadha-padhane titah.
– Aja seneng tukar padu.
– Aja milik marang barange liyan.
– dll, bila dijabarkan web ini tidak akan bisa menampung.
Kebanyakan orang senang berdebat (adu bener). Dari sekian agama dan kepercayaan kita bisa melihat dari buah-buahnya.
Bila buahnya adalah cinta kasih dan perdamaian, itu asli dari Tuhan. Tapi yang buahnya permusuhan dan kedekilan itu bukan buah pikirn Tuhan.
olah rasa sama dengan olah raga. Mengapa di saat kita sedang joging, kita disebut sedang berolahraga? karena di saat duduk disebut tidak berolahraga. bgitu pula Mengapa adabil putih? karena ada mobil lain dengan warna lain dari putih. Mengapa kita bingung bagaimana mengolah rasa? kita setiap detik mengolah rasa tapi tanpa kesadaran tinggi. Sehingga kita tidak menyadarinya. Oleh karena itu bila ingin bisa mengetahui sedang mengolah rasa, kita harus berusaha mengalami kehilanggan rasa. Baru kita bisa membedakan rasa dan tidak rasa yang mana akan membawa kita bahwa setiap detik, degup jantung dan hembusan nafas harus bermanfaat. Karena semua gerakan atas ridho 4JJI.
Wal4JJI a’lam bishawab
Olah rasa itu bukan sekedar urusan fisik. Rasa itu adalah alat komunikasi kita dengan “sumbering urip”. Rasa itu sifatnya suci, murni dan kudus. Di dalam rasa tidak ada unsur negativ. (jangan disamakan dengan perasaan). Dengan rasa kita bisa mengontrol roh tubuh kita yang cenderung buas dan liar. Dengan rasa orang bisa mendeteksi mana yang benar, mana yang tidak benar.
apa ukuran seseorang itu telah mengaji “diri” dengan benar…?
rahayu….
untuk @mahesa:
mengaji diri sebenarnya sama dengan mawas diri…
kalau mendengarkan guru/kyai/mentornya mewejang santrinya itu namanya “ngaji kuping” atau “ilmu katanya”, tingkat ini memang diperlukan untuk bisa mengaji kitab dirinya sendiri…
membaca kitab – kitab ajaran agama dan ajaran leluhur tergantung dari motivasi apa, akan terujud, seperti air mau dimasukkan dalam botol akan seperti botol, mau dimasukkan dalam kendi akan seprti bentuk kendi.
suatu ajaran dalam kitab-kitab dan kata guru akan menjadi api atau politik jika yang membaca diliputi rasa api dan politik, demikian jika ia penuh kasih sayang dan bijaksana akan mengalunkan isi kitab yang indah dan kasih sayang.
tidak lah cukup hanya semedhi meditasi dan tirakat, untuk mawas diri orang perlu belajar ajaran, peduli tetangga, peduli sesama dan bertingkah yang baik membuka mata 😯 membuka pikiran tidak hanya bisa membuka mulut/bicara :surprise:
diblog saya ada artikel “menggapai keghoiban” sudah saya jelaskan semua.
pada tingkat tertentu pencapaian “ngaji diri” orang tidak perlu meditasi atau manjing kasar/mediumisasi lagi, ketika ada orang bertanya tentang sesuatu, batinnya akan “secara langsung” melihat apa yang harus di dijawabkan. ini saya sebut bahasa “kamanjingan langsung”…..
pada orang “ngaji diri” diawali dengan mengajenni sesama/menghormati sesama kemudian dia diajini dan menjadilah aji soko, soko ajining diri, caranya kebersihan hati, dan cara diatas.
wass wb
Salam kenal mas Hidayat.
Sya tertarik dengan artikel menggapai keghoiban.
Bisa minta email 0r HP biar bisa langsung saya bersilahturahmi.
Salam
Arianto
pada orang “ngaji diri” diawali dengan mengajenni sesama/menghormati sesama kemudian dia diajini dan menjadilah aji soko, soko ajining diri, caranya kebersihan hati, dan cara diatas.
itu pernyataan sepertinya bukan yang pertama yang harus dilakukan oleh kita kan karena sepengetahuan saya adalah tahu dulu siapa pencipta kita kan? ada yang awal dan ada yang akhir….
mungkin itu yang saya maksud…
adakah secara lahiriah tahapan yang lebih mendetail step demi step untuk sampai ngaji diri…kemudian ngaji lalaku dan lainnya?
apa dulu yang harus dilakukan? shalat dullu atau apa dulu..sehingga kita secara aqidah tidak tersesat, karena walaubagaimanapun parasit akidah akan selalu menempel?
dan bagaimana kita bisa tahu bahwa kita sdang melaksanakan suatu “lelaku” itu tidak terkena parasit aqidah?
Rahayu,
Kawula sarujuk pawedhar punika, mila kawula manawi nintingi sedaya lelaku punapa punika awujud utawi kapitayan, sedaya sami ngudi rahayuning gesang donya akhirat. Dene ingkang uwal saking bebener punika rak manungsanipun. Kathah tiyang ingkang rebut bener wusananipun nilar kautamaning agami ingkang dipun rasuk lajeng damel dredah lan nyilakani tiyang sanes.
Titikanipun lelaku ingkang bener punika saking wohing pakarti. Manawi wohing pakartinipun tiyang punika ngemu cahya kebak tresna asih dhumateng sesami tuwin nuwuhaken rasa tentrem punika sak boten-botenipun sampun celak ing kasampurnan.
Saudara mahesa, kalu memang ada ingin ngaji diri coba baca artikel tapaking kuntul anglayang diblog dua buah lautan bertemu, itu saran saya sebelum anda melangkah terlalu jauh.
rahayu…
@mas ngabehi nama urlnya apa di “diblog dua buah lautan bertemu” ?
@mahesa:
menurut pengalaman orang itu bermacam-macam tergantung jenis aliran tarekatnya/aliran kebatinannya, menurut yang pernah saya alami ya begini:
….. senantiasa diawali mandi keramas sore hari niat bersuci, baca sahadat dua, kemudian diiringi sikap “bertaubat” yaitu berhenti berbuat yang menurut perasaan nggak bener/melanggar hukum dan susila, etika.
mendalami Al Fatehah, meninggalkan mantra berkodam/ilmu ghoib berkodam jika anda orang sakti harus rela melepas kesaktian ilmu ghoib anda….. jika seorang security yang punya ilmu lembu sakilan, ditembak dan di bacok satu kilan berhenti kalau mempelajari ngaji diri harus rela dilepas……
kemudian mendengarkan suara “Adzan”.. ini yang luar biasa dari ciri keluarbiasaan islam, pada tataran maqomat tertentu power adzan yang banyak disepelekan orang punya kekuatan yang luar biasa saya tidak mau menyebut karena dikira promosi ajaran islam.
tentunya lain dengan adzan orang-orang, yang riyak dipamer-pamerin,diindah indahin, kearab-araban lagi … 😀 …..
kemudian berwudlu, mensucikan tangan, kaki, mata, hidung telinga, pikiran yang diatas namanya lubang 7 , tujuh amal perbuatan baik (sapta darma).
wudlu secara syariat anak SD kelas satu sudah bisa/mahir, sekarang harus secara Hakekat kita pasti sudah paham.
…………………………………………………………
baru kemudian Sholat dan Ngaji diri .. … saya itu Sahadat baru bisa, dan Wudlu saja susah mas, jadi belum bisa menggamblangkan tentang Hakekat Sholat… mohon maaf …. 😥 nanti biar Mas Ngabehi saja yang menjelaskan … 🙂
….dst terus yang diatas itu, amal, sabar, tawakal, ihlas, ridha, tanpa pamrih, dilengkapi tirakat, dan belajar sejenisnya.
1. sembah raga bersucinya dengan air,
2. sembah cipta bersucinya dengan “mengekang / meper hawa nafsu “,
3. sembah jiwa bersuci dengan eling lan was/ dikir,
4. sembah rasa bersucinya dengan ” dikir dan pasrah bongkokan”…
matur suwun…
wass wb
NB: mas mahesa tentang ” bagaimana kita bisa tahu bahwa kita sdang melaksanakan suatu “lelaku” itu tidak terkena parasit aqidah?”
setelah kita mengenal siapa yang kita ngengeri atau siapa yang taati, kita akan otomatis tahu bagaimana dan apa yang Dia inginkan terhadap kita, dihati kita, seberapa kenalnya kita dengan Yang kita Ngegeri, seperti kita yang telah dekat dengan istri bertahun-tahun sangat tahu apa makanan kesukaanya dan hobbynya…
iman manusia itu pasang surut tidak bisa stabil, seperti apakah hari ini selalu cerah, kadang hujan, kadang badai….maka kita harus tekun memohon pertolongannya dengan dikir istighfar seribu kali tiap malam.. 😀
wass wb
bisa dimengerti bahasanya mas hidayat….sing jelas aku ra ngerti itu semua mas..aku iki masih mersudi islam …dadi ne aku gak ngerti opo iku semua….
aku pikir aku belajar makrifat dulu toh…baru syariat..mulai dari tata cara sholat…opo aku salah mas?
sebabe aku inget omongan kiyai pelihara sholat pelihara sholat ..opo iku artine aku mesti hapal gerakan, tata cara sholat, rukun dan wajib sholat…opo aku salah ppami begitu?
masalah sembah-menyembah ini tampaknya memang agak sulit dijelaskan. kalo saya pribadi berpendapat bahwa utk penganut agama berlabel Islam, ada yg harus didirikan, ada yg dibungkukkan, dan ada yg disujudkan.
kalo boleh saya tambahin sedikit khayalan saya:
– raga sebaiknya memang sujud/tunduk kepada yg menguasainya. mungkin itu adalah daya cipta (pikiran).
– cipta harus membungkuk atau ruku’ kepada sang jiwa. caranya dengan mengheningkan cipta. barangkali itulah makna nama alias Arjuna, yaitu begawan ciptaning. cipta ingkang hening.
– jiwa kemudian menjadi berdiri, hidup, serta berkehendak, meski dalam tahap selanjutnya dia juga harus tunduk terhadap kehendak lebih tinggi.
– sembah rasa atau sukma itulah yg sepertinya dimaksud sembahyang sejati. jiwa tunduk kepada sang sukma. seperti wejangan Ki Suryo Mentaram dan Sunan Bonang, sejatinya sembahyang itu tak kenal waktu. sebuah kesadaran menyembah yg terus-menerus. rasa tak butuh kuasa kata beliau. tak kenal lelah dan tidak pula ngantuk. menjadi lawan sejati setan yg katanya juga tidak pernah tidur.
*sekian khayalan saya* 😎
Salam Damai dan Cinta Kasih… ,
Salam Mas Ngabehi… ,
Tidak ada apa-apa, hanya blog saya sekarang sudah bertumimbal lahir, bukan lagi di ciwabuddha.wordpress, tapi sekarang alamatnya http://ratnakumara.wordpress.com
Biar “segar” saja, ganti suasana, ganti image, ganti nama… .
Salam Damai dan Cinta Kasih… .
terimakasih atas khayalannya…namun aku hanya berfikir bahwa memang dalam islam secara syariat harus mengikuti prosedur yang ditetapkan…mengenai pemahaman yang lebih mendalam memang tergantung si “emppunya”…dan falsafah dari kehidupan memang perlu di tegakkan tapi sholat (bukan Sembahnyang) adalah bagian dari arkanul islam…
jadi memang ketika mas siti jenang lebih mendalami rasa,….ya itulah yang akan sampean dapatkan….tetapi di dalam islam yang saya ketahui sejauh ini ada patokan sebagai dasar ukuran kita untuk tidak melenceng dari arah sana….tetapi sekalilagi aktualisasi diri tidaklah cukup didalam rasa …seperti setiap yang saya kemukakan bahwa setelah melangit mari kita membumi….semoga bersama
adanya utusan dan adanya kitab itulah standar ukuran ibadah yang diberikan Allah SWT untuk di tauladani/contoh untuk dilaksanakan dan tidak cukup sekedar ”eling”….
terimaksih
@ mahesa
Oo.. sepertinya saya salah menangkap. saya kira Anda mau tahu pandangan lain soal salat, yg bahasa jawanya memang sembahyang. kalo dianggap berbeda, berarti pemahaman kita memang tidak sama. sebaiknya diabaikan saja. kalo Anda sudah paham dan yakin, saya kira tinggal menjalani sesuai prosedur saja.
kalo masalah sekadar “eling” itu saya malah gak tahu. setahu saya eling dalam bahasa Arab adalah zikir. cuma beda penggunaan bahasa.
sama tujuan beda angkotnya kang jenang!!!
rahayu
benar mas mahesa sholat harus ditegakkan walau saya sendiri bukan orang sariat saya malu kalo menyebut diri orang sariat, sariat itu tidak gampang, berat mas.. 😀 sholatnya saja 5 kali sehari.
wa akhimus sholata wa athu zakata, dirikanlah sholat dan tunaikanlah zakat.
menurut pak kyai, orang yang melakukan sariat tetapi tidak melakukan hakekat namanya “Fasik” dan orang yang melakukan hakekat dan tidak melakukan sariat namanya “Zindik”…
tidak jelas saya fasik dan zindik apakah sama dengan dholim…..
wass wb
mahesa, di/pada Oktober 30th, 2008 pada 6:30 am Dikatakan:
pada orang “ngaji diri” diawali dengan mengajenni sesama/menghormati sesama kemudian dia diajini dan menjadilah aji soko, soko ajining diri, caranya kebersihan hati, dan cara diatas.
==========================================
yang dimaksud ngaji diri adalah memahami diri pribadi baik secara lahir maupun secara bathin
itu pernyataan sepertinya bukan yang pertama yang harus dilakukan oleh kita kan karena sepengetahuan saya adalah tahu dulu siapa pencipta kita kan? ada yang awal dan ada yang akhir….
==========================================
ma’rifat syareat tarekat hakekat
mungkin itu yang saya maksud…
adakah secara lahiriah tahapan yang lebih mendetail step demi step untuk sampai ngaji diri…kemudian ngaji lalaku dan lainnya?
==========================================
untuk bisa ngaji diri sebenarnya susah susah gampang karena apa yang kita pelajari tidak jauh dari diri kita sendiri misalnya belajar tentang mengenali dan mengendalikan hawa nafsu pribadi , belajar jujur terhadap diri sendiri dan yang terpenting adalah terlepas dari rekayasa akal pikiran kita sendiri
apa dulu yang harus dilakukan? shalat dullu atau apa dulu..sehingga kita secara aqidah tidak tersesat, karena walaubagaimanapun parasit akidah akan selalu menempel?
==========================================
mengenal Gusti Allah terlebih dahulu kemudian barulah menjalankan perintahNya lanjut kepada pembuktiaan akan kebenaran akan firman2xNya untuk sampai pada tahap keyakinan tertinggi yaitu Amarul yakin
dan bagaimana kita bisa tahu bahwa kita sdang melaksanakan suatu “lelaku” itu tidak terkena parasit aqidah?
==========================================
gunakan akal sehat apakah apa yang kita lakukan itu bertentangan dengan firman Allah dan sabda Rosul ataukah tidak
intinya lihatlah perilaku Rosululloh SAW karena beliau adalah sebaik-baik contoh untuk kita semua.
beliau tetap membumi dengan menjalankan syareatNya itulah sebaik baik contoh.
Tunjukan yang umum dan simpan yang khusus hanya untuk kepentingan pribadi atau kalaupun akan dibicarakan, sebaiknya bicarakanlah dengan orang2x yang setaraf pengetahuannya agar tidak terjadi/timbul fitnah….
inilah jalan yang diambil oleh Nabi kita dan para Wali yaitu menjalankan keumuman ( Syareat ) tanpa menunjukan kekhususan.
Semoga bermanfaat
Salam
Pajajaran
olah rasa penake nganggo puisi
..mengapa memberi syarat pada hidupmu..?
tanggalkan saja semua bajumu biar tubuh bugilmu buatku terangsang
lalu mari kita maknai ketelanjangan
engkau perempuan aku lelaki
bagai madu dengan manisnya
seperti api dengan panasnya
membiru lautmu mengalun ombakku
menghitam pekat memutih silau
menerang siang menghening malam
tapi kau malah sembunyikan molek indahmu
dengan segala atribut kosmetika palsu
yang kau impikan sebagai kemuliaan
kau khayalkan sebagai kebenaran
ayolah tanggalkan saja semua bajumu
yang hanya akan memerangkap memasung jiwamu
kan kutulis puisi di setiap lekuk tubuhmu
kulukis waktu.. saat mengada bersamamu
ndak usah aneh-aneh atau menempuh ritual yang susah. ada tirakat yang sederhana namun jika bisa mendirikannya, maka kita akan damai dan bahagia, selamat dunia dan akhirat. tirakatnya yaitu :
1. ojo ngapusi
2. ojo nesu
3. ojo nyolong
4. ojo cidro jaji
5. ojo rumongso biso
6. ojo serakah
7. ojo sirik lan drengki
8. ojo madon
9. ojo madat
10.ojo nyolong
11.ojo nglaran liyan
dah, itu saja tirakatnya……
Kulonuwun, numpang rembug,
Membaca postingan bapak2, ibu2, mas, mbakyu, adik, dll saya malah makin mumet.
Masing2 punya cara dan lelakon sendiri. Kelihatannya 90% yang posting adalah muslim. Termasuk pemilik blog, karena nama blog-nya saja Ngaji Tauhid.
Mumet saya, kira2 referensi apa ya yang dipakai untuk mendukung cara dan laku yang disarankan ?
Referensi dari Qur’an, dari Hadist, dari Guru Mursyid, dari sesepuh kerajaan jaman dulu, atau langsung dari Allah ?
Kalau dari Qur’an Departemen Agama, sudah jelas, bisa dibaca sendiri standard prosedure nya. Ini masih bisa dibantah dengan mengatakan bahwa Qur’an memiliki 7 arti yang lahir dan bathin. Kalau ada yang punya, bolehlah di-share 6 arti lahir dan 7 arti bathin lainnya. Lewat japri boleh, kalau takut dianggap murtadin. Karena kata Abu Hurairah, “Kalau satu karung lagi ilmu yang lainnya aku ungkapkan, maka kepalaku pasti akan dipenggal oleh umat Muhammad”.
Kalau dari Hadist, masih bisa dibantah, ah itu hadist yang meragukan atau palsu. Kalau dari guru Mursyid, masih bisa dibantah juga dengan “Apakah benar yang diajarkan oleh guru mursyid tersebut? Referensinya dari pengalaman pribadi yang tabu untuk diceritakan atau ada yang lain?”
Kalau dari sesepuh, ya makin mumet. Mosok belajar agama Islam dari sesepuh. Sesepuh ini agamanya apa ? Referensi-nya dari mana ? Apa karena dia sakti lalu saya harus percaya bahwa dia dekat dengan Tuhan ?
Kalau langsung dari Allah, wah ini yang paling top, bisa online dengan Allah. Setingkat dengan Nabi dan Wali. Saya paling cocok dengan yang ini, kalau ada.
Yang membuat mumet lagi, ada hadist shahih yang menyebutkan bahwa seseorang itu masuk surga atau neraka, sudah ditentukan oleh Allah. Sejengkal sudah dekat syurga, mendadak bisa masuk neraka kalau Allah menghendaki. Hadist ini boleh dibantah, ati2 kuwalat.
Ada lagi hadist yang menyebutkan “Tidak akan masuk surga seseorang yang masih memiliki kesombongan walaupun hanya sebesar biji sawi.” Hadist ini juga boleh dibantah, tapi ati2 semakin kuwalat. Kepala pindah kebawah, seperti jambu mede.
Jadi, kesimpulan akhirnya, obat mumet saya apa ? Please dibantu jawabannya.
Jawaban salah juga ngga apa2, paling saya anggap sama2 ngga tahu aja koq sok tahu.
Jawaban Paramex, Oskadon dan sejenisnya jelas salah dan tidak akan membantu. Wrong answer bro….
Khusus untuk yang sudah bisa online dengan Tuhan, tolong saya diberi jawaban atas pertanyaan “Siapa nama ayah dari atasan saya”. Jangan menggunakan pembacaan pikiran seperti Romy Rafael, karena sayapun belum tahu jawabannya. Kalau bisa menjawab, sudah jelas sakti, dan kemungkinan besar memang sudah connect dengan Tuhan. Mohon agar saya diijinkan untuk berguru kepada Anda, agar hilang mumet saya.
Salam,
Kolomenjing.
Mohon maaf yang sebesar2-nya jika ada yang tersinggung dengan posting ini, dan semoga Allah memberikan rahmat dan hidayah yang sebesar2nya untuk yang merasa tersinggung.
Pertanyaan yang banyak orang pertanyakan mungkin juga seperti saya.
Kemaren habis dari surabaya tapi lupa-lupa ingat sekarang ada di mana ya …….? lagi ngapain ya……?
titik-titik di atas mungkin maksud saya adalah (HIDUP KITA ADALAH SAAT INI JUGA ) prinsip LA enjoi aja. Tu semua kan prinsip mereka.baik ok jalankan kurang baik mungkin bisa nanti dulu aja dah kita lakoni. matursuwun.
wah aku yo ketularan memet ki mas, kalu boleh tanya, yang mas kolomenjing cari itu apa?
@Mas Ngabehi:
Maaf mas, jadi nularin mumet. Yang saya cari adalah ibadah atau laku apa yang harus saya lakukan agar saya berada di posisi aman. Aman untuk kembali ke Allah dengan cara yang baik dan benar. Aman juga untuk makhluk lainnya. Memang rasanya ngga banyak yang ngerti batas amannya ada dimana, tapi saya yakin ada yang mengerti hal ini.
Cukup kembali ke Allah saja, ngga perlu surga dan neraka. Kalau ke surga saya ngga mau, mosok dikasih 40 perawan tiap hari. Apa ngga lecet semua kalau digenjot terus. Saya mau kalau dikasih cukup satu perawan saya, tapi yang wujudnya bisa berubah sesuai mau kita. Kadang Ayu Azhari, kadang Jennifer Lopez, kadang Pamela Anderson. Lho, itu kan maunya sampeyan, emang biasa diatur ?.
He.. he.. ternyata Nabi seneng guyonan juga dengan sabdanya tentang 40 perawan itu. Kalau ke neraka, ya jelas ngga mau, kerena disana adalah tempat pembuktian bahwa ternyata Tuhan-ku bisa sadis juga ( Astaghfirullah, apakah memang harus dirajam dan disiksa ya Allah ? Mungkin hal ini juga yang membuat Nabi Muhammad selalu menangis jika mengingat umatnya ).
Apakah harus nyepi di gunung yang ngga ketemu manusia ? Syaratnya ngga boleh bawa HP dan laptop. Lha kalau nyepi di gunung tapi kadang2 buka film jenis oh yes… oh no… kan otak malah ngeres. Dosa besar bagi yang otaknya ngeres (kata siapa nih ?).
Nyepi di gunung memang merupakan tingkatan habluminallah yang paling afdol, tapi kan habluminannas-nya nol. Adanya paling2 hablumina ke tapir, gajah, harimau, kambing dll.
Saya ngga berniat untuk mengikuti aliran tasawuf yang katanya bisa melihat Allah, karena saya merasa belum waktunya untuk melihat Allah. Misalnya bisa melihat juga ngga ngerti mau ngomong apa ? Yang saya butuhkan adalah dicintai Allah. ngga melihat ngga apa2, yang penting dicintai dan ngga dimusuhi.
Saya juga ngga berminat mengikuti jalur torekat, yang terkesan mengkultuskan para syaikh-nya. Saya ngga tahu apakah pengkultusan ini sejenis dengan menduakan Tuhan. Maaf untuk pengikut torekat.
Saya berminat sekali dengan kejawen, tapi dengan mengikuti kejawen berarti saya harus (atau terkadang) menanggalkan syariat Islam. Sholat ngga perlu lima waktu, cukup jumeneng, wijil dsb.
Ada jalur kejawen di sekitar Purwodadi yang terkesan juga mengkultuskan pendirinya. Maaf juga untuk yang mengikuti jalur ini.
Karena saya sudah terlanjur Islam dari kecil, saya takut sekali meninggalkan syariat, yang jelas merupakan pelanggaran terhadap Al-Qur’an, dan Allah memang sudah bersabda bahwa Al-Quran itu dijamin benar. Menjalankan syariat Islam secara benar itu sangat sulit dilakukan. Kalau hanya Rukun Islam sih gampang. Masalah keimanan, kesabaran, ketulusan, kerendahan, etika, empati, dll itu yang susah, dan dari pengamatan saya banyak yang ngga mampu.
Sebagai contoh, duduk di mikrolet saja harus sesuai syariat. Kalau duduk di dekat pintu tapi mikrolet-nya kosong, akan menyulitkan orang lain yang masuk. Kalau duduk diujung yang kosong, pas keluar ada kemungkinan menginjak kaki orang lain. Mana yang dipilih ? Yang dibelakang sopir, itu tempat duduk paling afdol. Ngga ngrepotin orang lain.
Jadi jalur mana yang baik dan benar ? Apakah hari ini jalur Kp. Melayu – Lebak Bulus cukup lancar ya mas ? Saya mau ke Lebak Bulus dulu ah….
Mudah2an ngga semakin nambah mumet ya mas…..
Saya tertarik mengutip kalimat Kolomenjing yg POLOS dan LUGU, sepertinya kalimatnya mewakili kegundahan umat kebanyakan;
Kolomenjing; Kalau dari sesepuh, ya makin mumet. Mosok belajar agama Islam dari sesepuh. Sesepuh ini agamanya apa ? Referensi-nya dari mana ? Apa karena dia sakti lalu saya harus percaya bahwa dia dekat dengan Tuhan ?
Respon ; memang setiap orang (kecuali yg murtad) memeluk suatu agama hanyalah karena faktor keturunan saja. Alias agama warisan orang tua. Ini tak bisa dipungkiri, kecuali mau menjadi munafikun. Tapi hebatnya, warisan itupun sudah cukup menjadikan seseorang FANATIK. Apa bedanya dengan TAKLID ela-elu.. ya ?
Kolomenjing;
Ada lagi hadist yang menyebutkan “Tidak akan masuk surga seseorang yang masih memiliki kesombongan walaupun hanya sebesar biji sawi.” Hadist ini juga boleh dibantah, tapi ati2 semakin kuwalat. Kepala pindah kebawah, seperti jambu mede.
Komentar; Boleh jadi ini sinyalemen; bahwa umat Islam banyak yg masuk neraka. tapi umat agama yg lain kita belum tahu.
Kolomenjing;
Yang membuat mumet lagi, ada hadist shahih yang menyebutkan bahwa seseorang itu masuk surga atau neraka, sudah ditentukan oleh Allah. Sejengkal sudah dekat syurga, mendadak bisa masuk neraka kalau Allah menghendaki. Hadist ini boleh dibantah, ati2 kuwalat.
Respon; jika memang ada hadist semacam ini, gawatlah..memahami takdir dgn salah kaprah. takdir sebagai kemutlakan. lantas di mana peran manusia ? Menganggap Koruptor, maling, rampok pemerkosa sebagai kehendak Tuhan. Menurut sy pribadi cara berfikir demikian sangat jahiliah. Bahkan agama primitifpun tidak mengajarkan pemahaman seperti itu.
Menarik sekali, monggo dikaji lebih lanjut..?
KOLOMENJING
Maaf mas, jadi nularin mumet. Yang saya cari adalah ibadah atau laku apa yang harus saya lakukan agar saya berada di posisi aman. Aman untuk kembali ke Allah dengan cara yang baik dan benar. Aman juga untuk makhluk lainnya. Memang rasanya ngga banyak yang ngerti batas amannya ada dimana, tapi saya yakin ada yang mengerti hal ini.
ngabehi
dimaafkan mas, barusan saya sudah beli oskadon.masalah ibadah kalu anda orang islam kan sudah ada syariaatnya, yaitu sholat wajib, sunah,puasa wajib, sunah, zdikir dll. tentu harus dilakukan sepenuh hati, ora mung rubuh2 gedhang. Nek basa saiki tau visi misinya jarene.
KOLOMENJING
Cukup kembali ke Allah saja, ngga perlu surga dan neraka. Kalau ke surga saya ngga mau, mosok dikasih 40 perawan tiap hari. Apa ngga lecet semua kalau digenjot terus. Saya mau kalau dikasih cukup satu perawan saya, tapi yang wujudnya bisa berubah sesuai mau kita. Kadang Ayu Azhari, kadang Jennifer Lopez, kadang Pamela Anderson. Lho, itu kan maunya sampeyan, emang biasa diatur ?.
He.. he.. ternyata Nabi seneng guyonan juga dengan sabdanya tentang 40 perawan itu. Kalau ke neraka, ya jelas ngga mau, kerena disana adalah tempat pembuktian bahwa ternyata Tuhan-ku bisa sadis juga ( Astaghfirullah, apakah memang harus dirajam dan disiksa ya Allah ? Mungkin hal ini juga yang membuat Nabi Muhammad selalu menangis jika mengingat umatnya ).
NGABEHI
Quran diturunkan sesuai bahasa kaumnya, waktu itu turunnya disana (arab) tentu ya bahasa yang dipakai sesuai pola pikir masyarakat jaman itu. Maaf orang sono kan ada budaya punya istri banyak sebetulnya disinipun sama tapi hanya sebatas para bangsawan.Jadi kenikmatan waktu itu parameternya adalah perempuan cantik jelita, lha kalu sekarang ya punya mobil mewah, rumah mewah (apartemen) kapal pesiar dll.Maka dari itu kanjeng nabi menggambarkannya demikian, saking nikmatnya diibaratkan tiap hari mendapat 40 bidadari, ayu ayu, mulus2 , sintal dsb.Opo ga ngiler.Masalah neraka, sampeyan pernah to sakit hati.yo rasane kaya ngono kui.Kalu didunia hatinya masih kotor penuh iri dengki, dendam dsb disanapun demikian, Gusti Allah ga nyiksa tapi manusiannya sendiri. Jadi manungsa da diprogram lengkap dan sangat rumit.Di dalam diri manusia sudah lengka dengan hukum hukum atau sunatullah.
KOLOMENJING
Apakah harus nyepi di gunung yang ngga ketemu manusia ? Syaratnya ngga boleh bawa HP dan laptop. Lha kalau nyepi di gunung tapi kadang2 buka film jenis oh yes… oh no… kan otak malah ngeres. Dosa besar bagi yang otaknya ngeres (kata siapa nih ?).
Nyepi di gunung memang merupakan tingkatan habluminallah yang paling afdol, tapi kan habluminannas-nya nol. Adanya paling2 hablumina ke tapir, gajah, harimau, kambing dll.
NGABEHI
Kanjeng Nabi sudah paring conto. Beliau tetap hidup ditengah masyarakat (tapa ngrame)
KOLOMENJING
Saya ngga berniat untuk mengikuti aliran tasawuf yang katanya bisa melihat Allah, karena saya merasa belum waktunya untuk melihat Allah. Misalnya bisa melihat juga ngga ngerti mau ngomong apa ? Yang saya butuhkan adalah dicintai Allah. ngga melihat ngga apa2, yang penting dicintai dan ngga dimusuhi.
Saya juga ngga berminat mengikuti jalur torekat, yang terkesan mengkultuskan para syaikh-nya. Saya ngga tahu apakah pengkultusan ini sejenis dengan menduakan Tuhan. Maaf untuk pengikut torekat.
Saya berminat sekali dengan kejawen, tapi dengan mengikuti kejawen berarti saya harus (atau terkadang) menanggalkan syariat Islam. Sholat ngga perlu lima waktu, cukup jumeneng, wijil dsb.
Ada jalur kejawen di sekitar Purwodadi yang terkesan juga mengkultuskan pendirinya. Maaf juga untuk yang mengikuti jalur ini.
Karena saya sudah terlanjur Islam dari kecil, saya takut sekali meninggalkan syariat, yang jelas merupakan pelanggaran terhadap Al-Qur’an, dan Allah memang sudah bersabda bahwa Al-Quran itu dijamin benar. Menjalankan syariat Islam secara benar itu sangat sulit dilakukan. Kalau hanya Rukun Islam sih gampang. Masalah keimanan, kesabaran, ketulusan, kerendahan, etika, empati, dll itu yang susah, dan dari pengamatan saya banyak yang ngga mampu.
NGABEHI
daripada diam terpaku sambil memandang pucuk gunung yang kelihatan begitu jauh, lebih baik jalan sedikit demi sedikit pasti ada hasilnya.Rasanya tak ada gunanya punya keinginan mendaki gunung, tapi tetap terpaku di tempat sambil kalung teleskop.Masalah keimanan, kesabaran, ketulusan, kerendahan, etika, empati,dll menurut saya semua itu adalah salah satu dari hasil lelaku tadi.Tapi nek lelakune bener2 dijalani lahir bathin.
KOLOMENJING
Sebagai contoh, duduk di mikrolet saja harus sesuai syariat. Kalau duduk di dekat pintu tapi mikrolet-nya kosong, akan menyulitkan orang lain yang masuk. Kalau duduk diujung yang kosong, pas keluar ada kemungkinan menginjak kaki orang lain. Mana yang dipilih ? Yang dibelakang sopir, itu tempat duduk paling afdol. Ngga ngrepotin orang lain.
Jadi jalur mana yang baik dan benar ? Apakah hari ini jalur Kp. Melayu – Lebak Bulus cukup lancar ya mas ? Saya mau ke Lebak Bulus dulu ah….
Mudah2an ngga semakin nambah mumet ya maS
NGABEHI
lha itu sampeyan sudah tau, soal mau milih jurusan kan tinggal sholat istikharah saja, katanya anda muslim.Ya, mudah mudahan gantian sampeyang mumet, he he
Wassalam.
@Mas Ngabehi
Maaf orang sono kan ada budaya punya istri banyak sebetulnya disinipun sama tapi hanya sebatas para bangsawan…
Ki..diralat dikit, kalau bangsawan sini kan sudah poligami,….sejak sebelum islam datang, jadi merupakan keratifitas lokal. Kalau mau melihat warisan budaya arab yg poligami ya gampang Ki..lihat aja org2 spt syeh puji… bahkan budaya pedopilia kata para intelektual, budayawan, psikolog dan pengamat…hehe..
atau masih banyak lagi kok klau mau membuktikan sowan saja ke pesantren. ini bukan penghinaan, tapi kenyataan.
RALAT LAGI, bukan cuma 40 Ki, tapi 72 bidadari.. imajinasi seks yg luar biasa ! waktu kecil saya membayangkan…wah…gimana nasib istri saya, bisa-bisa cemburu berat. Soalnya kalau saya masuk surga kok disuguhi 72 bidadari. Bisa jadi istri saya berdoa jangan sampai saya masuk surga…hahaha
Mengenai budaya, seperti halnya jilbab atau jubah atau kerudung. saya pernah baca ensiklopedi kalau wanita arab memakai jubah/jilbab sudah semenjak agama primitif ada di sana. secara sosiologis dan antropologis pun senada, itu merupkan budaya, menyesuaikan kondisi alam yg panas dan sering trjadi badai gurun. bisa dibayangkan kalau pakai pakaian yg minim kulit bisa mlocot kebakar matahari dan tergores sapuan pasir dessert storm.
salam sejati
mengenai jilbab.
saya pernah ketemu blog yg menarik, tapi lupa url-nya. kira2 gini, sejak jaman jauh sebelum nabi muhammad lahir, penutup kepala/rambut sudah digunakan oleh wanita-wanita dari berbagai belahan dunia seperti di anglo saxon (UK sekarang), india, wanita yahudi, para suster, dll. penutup kepala tersebut biasanya digunakan oleh wanita-wanita baik, suci, sampai menjadi lambang/simbol kesucian. benar di arab wanita2nya sudah menggunakan penutup kepala. dan nabi melanggengkan tradisi yg sudah ada tersebut. ini jg bukti bahwa nabi membawa ajaran yg menempatkan posisi wanita itu secara terhormat.
matur nuwun
yup, betul sekali mas Murid, pakaian tertutup bisa melindungi kehormatan kaum hawa. Namun juga harus ditekankan berpakaian merupakan bagian dari budaya, tidak harus ceples(persis) dengan kaum arab. Kalu di jawa ada kebaya yang kelihatan berwibawa dan anggun kalau dipakai, demikian juga untuk laki-laki, sekarang ini sudah seperti dibakukan, misalnya kalau orang yang pakai baju koko putih bersih dan kopyah putih itu jelas orang saleh, dan kadang banyak orang yang suka berpakaian ala jawa misal surjan dan udeng, walaupun sifatnya sangat baik tetep aja kadang dicap miring, pada hal pakaian tersebut asli budaya kita sendiri, dimana pakaian ini melambangkan kesederhanaan dan kesahajaan.
Wakakakka. Nun injih nun injih. Jadi kesimpulannya kalu mau islam (slamet, selamat) tak usah jadi orang arab, mekaten nggih….
Wah wah wah Kang mas lagi buka bukaan nich, saya adimas setuju sekali dan saya pernah baca bahwa gerak shallat itu mengikuti gerakan ibadah agama tertentu yang berlaku di daerah tersebut dan oleh Kanjeng Nabi diubah sedikit sedikit agar ketika membawa sesuatu yang baru bisa dengan cepat dicerna dan dijiwai oleh masyarakat setempat dan hal inilah yang dilakukan para sepuh dulu ketika membawa islam ke Indonesia mereka mencoba menggabungkannya dengan kebiasaan yang ada disini agar lebih mudah diserap dan dicerna sehingga dapat menjadi jalan hidup kita masing masing, enggak salah kaprah kaya gini, gimana wong ndeso dusun maning mo ngerti tulisan arab bahasa indonesia aja susah, khan gak adil ya ….
Selamat berjuang menegakkan Islam mas2… !
Saya pengin mengundang mas Kolomenjing buat menyaksikan bidadari-bidadari cantik di blog saya ah, kersa nggih mas ? Biar sarasehannya tambah gayeng, biar wawasan kita bertambah, saling asah , asuh, saling isi…
Sumangga mas, kula ulemi,
Salam Persahabatan dari saya untuk Mas Kolomenjing
( Kalau untuk yang lain boten usah kemawon nggih, kan sudah saling mengenal … 🙂 )
Salam Damai dan Cinta Kasih…!
Mas Sabdalangit:
Natur nuwun atas pencerahannya.
Ini teks asli-nya dari hadist tersebut:
Hadis riwayat Abdullah bin Masud ra., ia berkata:
Rasulullah saw. sebagai orang yang jujur dan dipercaya bercerita kepada kami: Sesungguhnya setiap individu kamu mengalami proses penciptaan dalam perut ibunya selama empat puluh hari (sebagai nutfah). Kemudian menjadi segumpal darah selama itu juga kemudian menjadi segumpal daging selama itu pula. Selanjutnya Allah mengutus malaikat untuk meniupkan roh ke dalamnya dan diperintahkan untuk menulis empat perkara yaitu: menentukan rezekinya, ajalnya, amalnya serta apakah ia sebagai orang yang sengsara ataukah orang yang bahagia. Demi Zat yang tiada Tuhan selain Dia, sesungguhnya salah seorang dari kamu telah melakukan amalan penghuni surga sampai ketika jarak antara dia dan surga tinggal hanya sehasta saja namun karena sudah didahului takdir sehingga ia melakukan perbuatan ahli neraka maka masuklah ia ke dalam neraka. Dan sesungguhnya salah seorang di antara kamu telah melakukan perbuatan ahli neraka sampai ketika jarak antara dia dan neraka tinggal hanya sehasta saja namun karena sudah didahului takdir sehingga dia melakukan perbuatan ahli surga maka masuklah dia ke dalam surga. (Shahih Muslim No.4781)
Mas Ngabehi:
Karena takut malakukan pelanggaran (di Al-Qur’an banyak sekali ditemukan ayat ancaman Allah, yang tentu maksudnya siksaan kepada ummat yang salah), makanya syari’at tetap saya jalankan. Visi dan misi: mendekatkan diri ke Allah agar mendapatkan rahmatnya. Menjalani laku lahir bathin, mungkin pasrah dan khusyu’ ya maksudnya. Khusyu’nya ngga bisa kalau lagi sholat, karena ada bacaan dan gerakan. Baru bisa khusyu’ kalau lagi sholat da’im atau lagi dzikir. Tapi itupun kadang kaget kalau dengar suara ekor cicak beradu dengan dinding. Maksud Mas Ngabehi mungkin begini: Ya sudah, pasrah total saja kepada Allah, jalani syariat semampunya, dan terserah nantinya mau diapakan oleh Allah. Yang penting menjalani hidup dengan baik dan benar (kalau di Hindu: Tri Kaya Parisudha).
Maaf kalau salah mengartikan maksudnya 😉
KangBoed:
Salam Persahabatan.
Wah, wah, kalau kebaca orang2 Sunni/Syi’ah/Wahabi/Salafi/Tasawuf/Torekat bisa runyam urusan sholat yang digabungkan dengan kebiasaan setempat ini 🙂
Mbak Ratna Kumara:
Tadinya kolomenjing saya udah turun naik karena diajak sowan sana mbak Ratna, melihat bidadari sing ayu kemayu. Ternyata lha koq bidadari-nya wis mokat kuabeh. 🙂
Salam persahabatan juga untuk mbak Ratna.
Minum Oskadon lagi ah…. dua biji…. 0: +)
salam persaudaraan untuk semua….
semoga kita dipersaudarakan dalam Penghambaan dan Kebenaran yang sebenar-benarnya benar……
mohon ma’af sebelumnya….
saya yang bodoh ini mau sedikit urun rembug…. yang mungkin kurang nyambung dengan Pembicaraan yang ada…. karena saya ga “MUDENG” apa yang saudara-saudara bicarakan…. yang ada ketularan Mumet juga…..
hehehehehehe
blog seperti ini sangat bagus sekali…. saya suka….
dengan adanya Blog seperti ini, bisa sharing, saling mendukung 1 sama lain untuk bisa “memperdalam dan memperluas” dalam pemahaman yang berbeda karena memang setiap manusia diciptakan untuk berbeda…..dan dengan adanya perbedaan inilah kita semestinya bisa mengambil manfa’at 1 sama lain….. yang saling menguntungkan…..
“Perbedaan-perbedaan yang ada bukan untuk dibeda-bedakan”
itulah perbedaan….. bukan Pertentangan…
(ini menurut saya…. bisa benar bisa juga salah…. jadi mohon dima’afkan ya bila salah… karena saya juga “manusia yang belum bisa menjadi manusia”)
disini kita sama-sama mencari “Kebenaran” bukan “Pembenaran”
Harus punya nyali untuk menghargai setiap Perbedaan….
Bertanya????? itu bagus…. karena rasa ingin tau untuk mencari “Kebenaran” (bukan Pembenaran)
bertanya??? dengan maksud adu argument… adu wawasan… adu ilmu….. atau malah sekedar manguji tingkat pemahaman lawan bicara????
ehmmmmmmmm
ini sama saja mencari Pembenaran juga memancing pertentangan…… bukan memanfaatkan perbedaan yang ada sebagai rahmat…..
salam persaudaraan…..
Salam Persahabatan buat sedulur kabeh
Mas Kolomenjing bisa aja intinya satu kok yang diributin lahirnya, gerakannya kapan mo nyampe dalamnya, jiwanya, esensinya. he he he, takut ah…
Umat Islam itu terpecah menjadi 72 bahkan 73 golongan. Itu baru Umat Islam, belum lagi seluruh Umat Manusia…. entah sudah berapa golongan yang ada pada Seluruh Umat Manusia. Padahal seluruh Umat mengetahui bahwa ia berasal dari yang SATU dan akan kembali kepada yang SATU.
Masing2 Golongan tsb meyakini bahwa golongannya lah yang paling Benar, yang jadi pertanyaan adalah… kalau semua golongan itu meyakini dan mengakui Golongannyalah yang paling benar, lalu mana yang salah..???!!
Dan dimanakah “KEBENARAN HAKIKI” itu….????!!!!
==================================================
Trimakasih pak PJ atas kunjungan dan komentarnya, suatu kehormatan bagi saya, saudara sudah kersa mampir di sini.Mangga jangan sungkan sungkan membagi ilmunya.
wassalam
rahayu
Salam…
He he he mo kendaraannya apa aja, ato bajunya berwarna warna, kulitnya berbeda beda tapi teeeeeetep cuma satu modalnya Tauhid yaitu golongan yang sungguh sungguh beriman kepada ALLAH.
Matur Nuwun Mas Ngabehi banyak parkir nih ditempat sampeyan
==================================================
Betul kangboed, tak usah banyak ribut soal warna apalagi sampai gontok gontokan, berlomba sajalah dalam kebaikan.Gapapa, silahkan parkir ditempat anda suka.
Salam Sejati untuk Mas Ngabehi
Sungguh banyak sekali pemahaman tentang Tauhid, dan tidak sedikit bagi pengamal Tauhid yang fanatik dengan apa2 yang telah di yakininya. Apakah itu tidak menambah dari pada perpecahan Umat???
Tauhid yang murni adalah Tauhid yang Universal dan menyeluruh yaitu Tauhid yang di ajarkan melalui para Nabi mulai dari Nabi Adam as sampai kepada Rosulullah Saw yang menyempurnakan Tauhid itu ke dalam Satu Wadah yaitu : “Syuhudul Wahdah fil Katsroh, Syuhudul Katsroh Fil Wahdah” (memandang/menyaksikan yang satu ada pada yang banyak, dan memandang/menyaksikan yang banyak ada pada yang satu).
“KEBENARAN HAKIKI” itu ada pada mereka yang di Syari’at, juga mereka yang di Tarikat, juga mereka yang di Hakikat, juga mereka yang di Ma’rifat. Akan tetapi banyak diantara mereka yang di Syari’at tidak mengerti akan “KEBENARAN HAKIKI” itu, begitu pula banyak mereka yang di tarikat, mereka yang di hakikat dan mereka yang di Ma’rifat banyak yang tidak mengerti akan “KEBENARAN HAKIKI” itu. Jika mereka mengerti tentu mereka tidak akan berpecah belah dan tidak akan bercerai berai dan akan menjadi SATU lah mereka. Ketika sudah menjadi SATU maka tidak ada lagi Orang Syari’at, tidak ada lagi orang Tarikat, tidak ada lagi orang Hakikat dan tidak ada lagi orang Ma’rifat yang ada hanyalah ORANGnya TUHAN. Siapa2 yang telah sampai kepada Maqom ORANGnya TUHAN maka mereka itulah yang dikatakan selamat. Dan hanya ORANGnya TUHAN lah yang dapat mendamaikan Dunia ini dengan KAsih dan Sayang menebarkan Rahmat kepada siapa saja tidak memandang kepada perbedaan Agama, Ras, Warna, Suku dll.
ORANGnya TUHAN ada pada mereka yang di Syari’at (tetapi sedikit sekali)
ORANGnya TUHAN ada pada mereka yang di Tarikat (tetapi sedikit sekali)
ORANGnya TUHAN ada pada mereka yang di Hakikat (Tetapi sedikit sekali)
ORANGnya TUHAN ada pada mereka yang di Ma’rifat (tetapi sedikit sekali)
ORANGnya TUHAN ada pada mereka yang di Muhammadiyah (tetapi sedikit sekali)
ORANGnya TUHAN ada pada mereka yang di Ahlussunah w Jama’ah (tetapi sedikit sekali)
dll…dll….dll… di berbagai macam golongan dan aliran
Mereka2 yang sedikit itulah yang disebut dengan ORANGnya TUHAN. Dan mereka lah Khalifatullah di muka bumi ini. Sebagaimana di Firmankan : “Tidaklah AKU jadikan Mannusia itu melainkan sebagai Khalifah di muka Bumi” (Khlifatullah).
Mohon Ma’af Saudaraku Ngabehi, jika uraian saya terlalu panjang. Maklum saya hanya orang yang masih belajar jadi tidak bisa menggunakan Bahasa yang simple, singkat dan Padat. Dan karena saya masih dalam proses Belajar, jika ada yang tidak berkenan atau jauh dari kebenaran tolong di koreksi.
Salam Sejati
Pengembara Jiwa
yang masih di dalam pengembaraan, Hina dan tiada daya lagi tiada berilmu.
===================================================
Trimakasih Pak PJ atas komentarnya yang begitu mencerahkan, setuju sekali dengan pemaparan anda, sudah waktunya melepas pakaian masing masing dan berusaha untuk duduk , berdiri dan berlari bersama-sama.
Astagofirulloh…
Allohumasolli ala Muhammad
Assalamualaikum Ya Rasulalloh
Assalamu alaikum pembaca
Bismillahirrohmanirrohim
Sungguh banyak keluhan dan paparan yang disampaikan diatas namun tidak satupun yang berkenan menunjukkan Jalan atau dalam bahasaMelayu tua Tarekat agar prjalanan kita
benar sampai kepada alam Alloh. Namun harus dibatasi bahwa tidak mungkin kita sampai
kepada kunhi Zat. Kalau ada yang merasa sampai pada maqom zat agar menunjukkan benda mana yang bisa dia ciptakan. Kalau hanya bisa mengobah wujud suatu benda ke bentuk lainnya itu baru pada maqom Fana fissifat. Bagi mereka yang ingin mencapai maqom fana
filafal , fanafilasmadan fana fissifat agarmenghubungi sayadi e mail : nmanaon@yahoo.com
atau 081260784699. Dengan pencapaian maqom diatas maka Karomah tidaklah aneh lagi bagi
sidang pembaca.
Wassalam
Tuhan itu Maha Tunggal (There is no GODS, just only GOD), menciptakan keseluruhan milyaran umat manusia di dunia. Jalan menuju Tuhan adalah bermilyar jumlahnya.
salam sejati
Tansah KaRahayon, wilujeng, karaharjan ingkang samya pinanggih Ki…!
Rahayu
=========================================================
Kula tansah wilujeng KI, kondur mugi mugi penjenengan ugi tansah pinayungan Gusti Allah ingkang Maha Agung, taksih wonten jogja Ki?
Assalamu’alaikum Wr.wb
he he he….
kulo nuhun kang mas ngabehi…Emmuahhhhh…. hihihihi
dan poro kangmas2 semuanya yang ada di blog ini si oon mau tanya?
oa Jalan menuju kesempurnaan itu apakah jalan kesaktian ato yang bagaimana ya poro kakang?…
ko orang2 yang pada belajar dijalan ini saya perhatikan sepertinya menjadi sakti2 ya tapi ada juga yang malah merasa tidak berdaya apa2 katanya setelah menyadari kefitrahan dirinya tapi yg ini ko sedikit sekali?…
bisa menyulap, pisang jadi batu, biasa bikin ada (benda)yang belum ada ?…
=======================================================
Emmmuaaaach, to bocah cilik kalu mau tanya soal yang sakti sakti begini mungkin bisa tanya langsung sama pak Burhan seperti ditulis di atas itu, aku sendiri juga ga mudeng maksudnya 😛
wahh seru dong ya, jadi seperti dedikorbuzer kalo jadi sakti!!!!
tapi apakah yang begitu namanya g menjadikan manusia syirik, angkuh, sombong, dll ya?…
karena bermain dengan kodrat Tuhan atau itu malah yang dinamakan kodrat Tuhan?…
=====================================================
Ya memang asyik sekali, dan nanti ujung ujungnya jadi pesulap, masuk TV dan terkenal 😀
ataukah itu yang dinamakan tauhid yg murni, makrifat yang murni?…
bagaimana dengan perjalanan Rosull sendiri
ko kalo menurut cerita yang saya dapat lhoo ya dari saya kecil hingga sekarang Nabi Muhammad SAW itu ko g pernah ada cerita kesaktinya ya?…
atau saya yang memang miskin ilmu ini belum tau cerita lainnya?…
kalo rasa saya Sih Nabi itu bukannya tidak sakti tapi justru luar biasa kesaktiannya…
karena bisa menerima keadaan yang ada .. tidak pernah .. menentang kehendak Allah apalagi membolak-balikkan keadaan yang seharusnya ada dan tidak ada .. memberi contoh menjalani hidup layaknya manusia biasa meskipun sebenarnya sangat luarbiasa pribadinya .. susah juga sih ngikutin pribadi Beliau namun saya rasa itulah contoh puncak keikhlasan tertinggi buat umatnya.. menyembah Tuhan yang setiap saat selalu menyertainya dan memperhatikannya dan mengakui diri sebagai hamba yang tidak bisa apa2 dan berserah diri sepenuhnya .. dan ternyata sejarah mencatat belum ada yang bisa seperti Beliau, ini menurut saya lho… apa benar begitu poro kakang ???……
=====================================================
Banyak ungkapan dalam kejawen yang menggambarkan pencapaian spritual atau manusia yang telah mampu kembali pada fitrahnya, misalnya “sugih tanpa bandha, sekti tanpa aji, nglurug tanpa bala dll”
hihihi…..ngawur kali yaa…, ya sudah lah kang mas ngabehi mohon maaf jika ngawur tolong di benarkan dong buat yang lain juga… ya ya maklum saya ini masih bocah cilik yang tidak tau apa2 apalagi urusan beginian.. bodoh, dan tidak berilmu yah tapi g apa2kan ikutan belajar..kan siapa tau saya kecipratan(ketularan benernya)hehehe….
======================================================
ga ngawur kok mas, pertanyaanya bagus sekali. Sama saya juga ga tau apa apa, maqomnya masih taraf “nggedabul” 😀
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
=========================
Wa’alaikumsalam wr.wb
Aku anak kecil tak tau diri.mencuri $ecuil nyali tuk brani unjuk gi2.hehe.
Sebenar nya poro kakang,pinisepuh meniko agamanipun/keyakinan/tatacara menghadap ke hadirat HYANG MAHA KUASA itu apa se?ko pada pinter2 gini.aku mw low ikut pinter.ksi tw jalane dums.tdi bilang jujur n apa adanya adalah hal yg utama kan.kasih tau aku yow.terimakasih
Mohon maaf bila kurang berkenan.
=====================================================
Silahkan Mas Gugus, di sini tidak ada yang kecil dan dan yang besar, pandai atau bodoh, biasa atau linuwih. Di sini apa adanya, sebab ada ungkapan”jalmo tan kiniro”, banyak orang yang kelihatan biasa biasa saja tapi ternyata menyimpan potensi yang sangat dahsyat.Kalau bicara soal pinter kok susah mendefinisikannya, soalnya ada orang pinter berbicara, pinter menolong, pinter bergaul,pinter mengobati orang dll. Soal agama, saya sendiri seorang muslim, tapi saya tidak mau sekedar menjadi muslim yang hanya grudak gruduk ndak ada arah tujuan, saya pengen menjadi seorang muslim yang benar benar bertauhid dengan agama yang Satu, yaitu Agama Tauhid yang hanya benar benar menyembah dan mengabdi kepada Allah Ta’ala, Saya ,masih belajar untuk tidak terjebak menyembah gebyarnya duniawi, yaitu bondho, wanito, kuoso. 😉
harapannya sama dgn saya mas…
saya ngirim email ke panjenengan, semoga berkenan.
Nyambung lagi kang ad yg kelewatan,soale aku prnah dikasih pitutur sama pak dhe q.beliau berpesan “orang yang dekat dg TUHAN lah orang yg sakti daripada orang2 sakti”.
tapi…… cara/agama/keyakinan/kepercayaan buanyak bgt.binun.yang mana Kang yg patas????aku brharap kakang tidak saling melempar jwban.aku cuma tanya menurut akang masing2.soale ini lanjutan dari yg depan tadi.
Nuwòn
Maturnuwun kakang maz harjuno.Leres ature pitutur,orang yg semakin tinggi ilmunya semakin rendah hati seperti kakang,memang inti dari semua agama adalah tauhid namun jalan ke-tauhid-an sangat bnyak tak terhingga.ko saya baru kali ini mendengar orang muslim berdiskusi”olah roso”,bukan merasa aneh tapi jarang saja saya mendengar.kakang maz memang benar tidak ada kata besar/kecil,tapi memang saya masih kecil kang.masih 24 thn.jdi malu aq msh kcil ikut nimbrung.maaf ya kakang maz dan terimakasih sesudahnya.
Wassallam
Dimas Gugus yang baik, umur itu bukanlah patokan. Banyak kok udah bangkotan tapi kelakuannya anak kecil. Sebaliknya banyak yang masih kelihatan muda belia, tetapi pemahamannya adalah seorang pandita yang sudah bontos kawruhe, Ya seperti adhi Gugus ini, Teruskan dhi, ” aja parang tumuleh” (pinjam istilahnya mas Sabda) 😀
Adhuh kakang maz,mohon jangan seperti itu.Kalau aku terpeleset gimana kang nantinya????sebenarnya yg hendak aku tanyakan dan bener2 penasaran itu tentang “olah roso”kang,karna tadi didepan pembhasanya itu.makanya aku masuk hehe.trnyata yg ada poro pinisepuh engkang estu-estu sepuh kawruhé.kalau dilihat dari bahasanya setau aku “olah roso”itu kan bhs jawa ya???trus makna nya bagaimana???dan pelaksanaan nya seperti apa???apa memang hanya sebatas itu tadi tanpa penjelasan lain???
Dhumateng Kakang maz Harjuno atau Ngabehi,saya ucapkan terimakasi telah diijinkan ngasu kawruh diblog ini.(maapin ya kang bila salah panggil nama,jadi malu aku) dan juga kpada kakang maz pinisepuh yang telah menularkan serta memberi pencerahan saya ucapkan terimakasih.semoga TUHAN membalas dg limpahan rakhmat yg ta pernah putus.
Wassallam
Saya pernah membaca tentang olah rasa,namun saya tdk bisa memberikan penjelasan soale takut salah.apakah yg dmaksudkan itu sama atau bnyak macam olah rasa?yg pernah saya baca dpt diakses di http://sapta.darma.info/apakah.html
Maaf salah ktik kang.htt://sapta-darma.info/apakah.html
Maaf salah ktik alamat.
http://sapta-darma.info/apakah.html
Terang benderang
Terang tapi tidak menyilaukan
Karena akupun setitik cahaya
Dalam lautan cahaya
Aku adalah kehidupan
Kehidupan tanpa ada yang menghidupi
Kehidupan yang berdiri dengan sendirinya
Meliputi semua yang hidup
Meliputi semua yang berwujud dan tak berwujud
Cahaya segala cahaya
Cahaya kesadaran dan kebenaran serta kehidupan sejati
Menyinari dan menepis sisa sisa kegelapan di hati dan jiwa
Memancar dan meliputi seluruh keberadaanmu
Mengurai sinar kasih sayang dan kemesraan
Sebagai bekal untuk melangkah menjalani kehidupan
Papan tanpa tulisan persiapkan dan carilah dahulu sebelum kita melangkah keluar diri
agar menjadi media yang baik dalam laku dan tindak tumindak
sebagai tempat tulisan tanpa papan
jika keduanya sudah menyatu dan melebur dalam sang diri
maka hiduplah sang diri terliputi oleh kesadaran sejati
bukan hidup di pimpin oleh akal pikir
bukan hidup dipimpin oleh rasa perasaan
tetapi hidup yang dipimpin oleh KESADARAN SEJATI
Bersemi indah bagaikan mentari pagi
Melarutkan sisa sisa kegelapan di jiwa
Membangkitkan hidup lebih hidup
Manunggaling kawulo lan Gusti
leburnya papan dengan tulisannya
tapi tetap kita hanyalah kawulo cilik
yang lemah tak berdaya upaya
tak bisa melangkah apalagi berlari
kehendak dan iradatNYA
hanya berjalan dan berjalan
melangkah dalam kebodohan
untuk melaksanakan sebuah Dharma
sebagai botol tanpa isinya
dan tak pernah merasakan pahit dan manis isinya
ya hanyalah sebuah alat
semua telah kembali kepadaNYA
dariNYA untukNYA olehNYA dan bagiNYA
Salam Sayang Mas Ngabehi nyang cool en guanteeeeeeeeeng
Salam Sejati para sedulur kabeh
ciOON
salam dahsyat!!! emg ni forum yg ruarr biasaaa,.msg2 tlh mensharingken ap yg mrka rasakan,yg dketahuinya,yg di alaminya,.BTW,ilmu rasa mnrt hemat ak yg skrg,.adlh sll mgikuti bsikan,dorongan hati nurani or ‘rasa’ it,.n tuk mbedakan antara rasa or nafsu mnrtku kl rasa it sifatnya halus,lembut menolak kekotoran,kjahatan hidup (g mau mlakukan amal mazmumah,yg g tpuji) n it ak kira ud pd tau mkstnya,.sdg nafsu it sifate grusa-grusu,g puas-an n ala
‘rasa’ kt akn kian peka kl kt bs neng karo ning,.g ad gjolak batin,tenang..n bfkir psitf g bprasangka buruk,bfikir kotor..’rasa iku g iso di rasa-rasa,g iso di peksa ngrasa rasa’ yen iso di rasa-rasa iku jenenge angen-angen,.beda neh kr intuisi,iku y g isi dpikir2 tp ‘mak sett,mak dhek’ ..mohon dikoreksi,.ak cm bmaksud mensharekan ap yg aye tau n alami,.n yg aye raosaken mekaten,.”MARI KT
BERUSAHA,BERPROSES MENUJU KSEJATIAN DIRI DAN KASAMPURNAN”
lhah..ini..simple,padat,berisi,anane mung blakasuta..kuwi roso..,salam pak dhee…
Dihening malam nan kelam.
Egoku butuh persinggahan.
Bagaimanakah berlari mengingkari.
Ornamen hidup indah menawan.
Garis TUHAN adalah pasti.
Namun sulit untuk kumengakui.
Adakah jalan yg boleh kulewati
Ketika bosan mencari salah benarku
Dihening malam nan kelam.
Egoku butuh persinggahan.
Ornamen hidup indah nian.
Bagaimanakah berlari mengingkari.
Garis TUHAN adalah pasti.
Namun sulit untuk kumengakui.
Adakah jalan yg boleh kulewati
Ketika bosan mencari salah benarku
===================================
puisinya ok! 😛
hahaha…iya,ketika salah dan benar diperebutkan,mosik kabeh jagade.ora ana salah ora ana bener,nyatane yoo dumadi..kuasane sing gawe urip
mengarifi diri sendiri otomatis mengarifi Allah.. makrifatullah.., mengarifi Allah adalah mengarifi diri sendiri… bolak balik…, berarti ya habluminanas, habluminallah, memayu hayuning bebrayan, bawono, dengan jalan keyakinan masing masing…, rasa..mana yang paling sreg dan cocok … serta membuat ketenangan jiwa, keharmonisan laku ngaurip.. jalani .. wong kita ini sebagai titah.., yooo thooo…? tho yoooo…, kangmas ngabehi… hehehe.. urun sithik mbok menawi tekan …, lha niki taksih thimak thimik golek dalan padhang…, bar digendong ditatih..belajar mlaku.. rambatan.. banjur mlaku gayeng.. dalane peteng….sing padhang baru lamat lamat.. katon adddoooohhhhhh.. banget..monggo nyuwun pencerahan malih…biar makin padhang…nek padhang kan gampang mlaku.. mboten sasar sasar.. lha dimar ( pelitanipun ) taksih kirang minyak… ngangge minyak jarak ndamel rumiyin.. ndak sabar dapet sedikit.. tinggal.. ya tekan tengah jalan pet.. matek pelitane…,sedaNGKAN 7an ..bhiyuuuuhhhh….kelip keliiiip… sidratul muntahanipun dhuwuuuurrr banget, digayuh dalane peteng pelitane byar pet… kangmas ngabehi, kangboed.. lan para sedulur.. salam sihkatresnan…,
rahayu,
ampun adoh ing panjangka,senajan cilik urupe menika tetep damar,ingkang aweh padang,padange sagung kang dumadi,sithik pangerten ning murakabi lan nyata,menika luwih trep lan migunani,sdaya sampun wonten kawengku dening priyangga,gamanipun namung satunggal “koco paesan”,suwun..monggo sami sareng2 mbangun pribadi,murih rahayuning sagung dumadi,waraaaasssss….
Salam VaL’z..
ouw…ouw…ouw…dahsyat bener tulisan-tulisan diatas. saya yang masih muda, harus rajin-rajin beli pulsa nih, biar bisa tetap OL, baca blog ini.. siapa tau aja Yang Maha Esa berkenan membuka pintu hati saya karena Allah Maha Kaya dengan segala cara-NYA. btw, bapak-bapak, ibu-ibu, n saudara-saudara sekalian, ada beberapa hal yang “kata temen saya”, hal-hal tersebut berhubungan. Hal-hal tersebut adalah sebagai berikut :
-. Al Qur’an Surat Ad Dzariyat : 56
(Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku.)
-. Al Qur’an Surat Al Kahfi : 110
( Katakanlah: Sesungguhnya aku ini manusia biasa seperti kamu, yang diwahyukan kepadaku:
“Bahwa sesungguhnya Tuhan kamu itu adalah Tuhan yang Esa.” Barangsiapa mengharap
perjumpaan dengan Tuhannya, maka hendaklah ia mengerjakan amal yang saleh dan
janganlah ia mempersekutukan seorangpun dalam beribadat kepada Tuhannya.” )
-. Hadist Riwayat Buchari Muslim
(Bersabda Nabi SAW : “Barangsiapa buta matanya di dunia, maka buta pula di akherat”)
-. Hadist Qudsi : “Tidak bergerak jasad tanpa izin ruh, dan tidak bergerak ruh tanpa izin Allah.”
-. Hadist Qudsi : “Janganlah kau memikirkan dzat-KU, tapi pikirkanlah dzat yang AKU jadikan.”
-. Ahli Haq : “Sesungguhnya bukan kita yang mencari Allah, akan tetapi Allah yang mencari kita.”
Oleh karena itu, saya minta tolong kepada bapak-bapak, ibu-ibu, n saudara-saudara pembaca, mohon kiranya dapat membantu saya menghubungkan hal-hal tersebut, itupun klo ada hubungannya menurut bapak-bapak, ibu-ibu, n saudara-saudara pembaca.
Terima kasih..
Salam
VaL’z
semua laku spiritual hanya bermuara pada satu puncak pemahaman “padang merga ngerti dununge”,ngerti lan ngerteni karna menjalani,kalo tak menjalani ga usah ngomong,semua sudah ada,ambilah yang ada itu,wujud kenyataan hidup,kabeh wus winengku manungsa,sampurnane manunggal sakaliring dzat sipat..,lumaku lumampah gusti,murih padange
Rahayu,
Kalau mencari Tuhan itu jangan dengan kekuatan indrawi kita. Dapatkah otak kita sebagai pusat pengendali indrawi kita bisa menjangkau keagungan Tuhan? Sering Tuhan digambarkan dengan kata-kata bak syair para pujangga. Itu tidak salah, tetapi bisakah mewakili kesempurnaan Tuhan? Dari sekian “lelaku” ada 2 jalur:
1. Tresnanana Gustimu kanthi giliging pikiranmu, atimu lan jiwa ragamu. Maksudnya adalah cintai hukum-hukum-Nya, rasakan kehadiran-Nya sehingga kita merasa diawasi oleh keberadaan-Nya. Dengarkan suara hati kita karena dari sanalah Tuhan bersabda kepada kita.
2. Tresna hanresnanana sapadha-padhane titah, kaya dene sira tresna marang awakmu dhewe. Maksudnya adalah berikan pancaran kasih kepada sesama kita, walaupun kepada orang yang memusuhi kita. Bila kita hanya mengasihi orang yang sepaham dengan kita, yang seagama dengan kita, atau karena masih ada hubungan saudara atau teman dekat, kasih seperti itu belum sempurna. Seorang pencuripun juga memiliki kasih yang seperti itu.
aq adlh hamba Allah yg lalai…..9th berkubang dlm lorong gelap………aq mohon bimbungan pencerahan dr sedulur2 smua………
Sedulur Iwan, silahkan ceritakan uneg2nya, semoga saudara-saudarak kita yang lain bisa membantu anda, trimakasih.
knapa setelah saya insaf…..kok sya malah sulit cari kerja yg halal…….mohon bantuan
@Mas iwan..
untuk menjawab pertanyaan sampeyan , kita pakai logika yang sederhana dulu ya..
dulu sebelum insyaf, tentu kita akan berbuat lebih bebas tanpa memperhatikan baik-buruk, benar-salah dsb,salah satu contohnya dalam mencari rejeki, yang penting ada pemasukan, mau itu halal atau haram itu tidak penting. Lha sekarang kan sudah mulai milih-milih, dalam mencari rejekipun harus hati-hati, harus bener-bener yang halal, harus bener2 dari keringat sendiri. Makanya wajar saja kalu kesannya terasa makain sulit atau seret….
sehabis wirid malam rutin seraya manjatkan doa,terasa ada bola bening dari depan kecil semakin membesar mengelilingi tubuhku .reaksi apa itu sya ga tahu.mohon komentar
ass.wr.wb.
saya pernah suatu ketika wirid malam tiba tiba ada bola jernih di depan saya mulai dari kecil hingga lama kelamaan semakin membesar,sampai tangan saya terbuka sendiri karena menahan bengkaknya bola jernih itu,sampai sekarang saya nggak tahu apa itu?ada yang bisa bantu jelasin?
wiridan apa mas? boleh tahu bacaannya dan hitungannya? atau mungkin ada lelaku yg mengiringi wiridannya?
malam itu kemarin..
kemudian berkata “berdikir itu diam dan ihlas jangan banyak permohonan, nanti akan tumbuh kebaikan”
kemudian pergi.
dimalam lain lagi tidak sempat diterima memori tubuh dengan baik.
Mas Ngabehi kan pesan diatas itu , ngerasa enggak 2 kali ketemuan dialam ghoib..
@Hidayat
sering mas, walau mungkin aku”si jasad” tak menyadarinya,…
Guru saya sendiri paling senang menunjungi saya di alam mimpi, terus kalau pas ketemuan dalam pengajian saya suka menyitir wejangannya di alam mimpi tsb, paling beliau akan senyum2 doang.
Oke ki, walau ungkapan katanya agak beda sedikit, tapi seratus persen alam paham anda begitu kan.
Ki Ngabehi juga kayaknya enggan atau keberatan bila tinggal dirumah orang tua/mertua, knapa ki ada rencana mendirikan rumah di sebelah timur rumah orang tua, setuju mungkin akan dekat dengan orang tua ki. anda gayanya memang sederhana. he he he
yaah alamnya demikian materialistis dan sulit ki yang sederhana-sederhana sepertinya sudah langka walau masih ada….
MAS KONCO-KONCO DO NENG ENDI KOK SEPI…. kiro-kiro neng bali to…
ooooo,,ya,,, berdasarkan olah sms saya dengan Obama seminggu yang lalu Kang Obama mau ke Bali. yok kesono rame-rame nonton dia mbatalin mau ke Yogya enggak jadi banyak yang kanyukan…. he he he . itu siang ini di koran ” http://regional.kompas.com/read/2010/03/06/1227539/Obama.Pilih.Bali..Bukan.ke.Yogyakarta
sebaik-baik berzikir adalah mengingat
sebaik-baik mengingat adalah merasa
sebaik-baik merasa adalah memandang
dan sebaik-baik memandang adalah dengan pandangan cinta (mahabbah)
dekat gak bisa dipegang,kalau jauh maka jauhnya tanpa batas.
roso sejati itu nyata, dan jaminannya pasti tapi tidak bisa diajarkan melainkan dibiasakan dengan berserah total pada SANG MAHA GURU SEJATI. bahkan kalau dicari malah tidak ketemu.
Dimana Allah? Allah berada pada jarak sejauh apa mau kita.di situlah Allah berada.Apakah Dia ada setiap kali kita mendapat kesulitan.?ya lebih dekat dari urat nadi kita kaau kita menyadarinya.
bagamana caranya mengolah rasa,hati dan pikir agar menyatu tanpa ada emosi yg sering mengganggu,,,,,,,,,
aku sungguh bingung dengan diriku dari kecil hingga sekarang selalu mengkaji dan menjalani rohani, tidak ketemu yang mapan sambil buruh sana dan buruh sini selalu terlunta lunta aku selalu berdoa agar aku selalu bersukur kpd tuhan ada apa dengan aku
olah rasa menggapaiNya sampai rasanya sampai , atau sudah online enak, yang mebuat nikmat melihatNya , ngrungkepi menjadi satu .manunggalnya kawula lan gusti, atau sudah mikrod .sudah jelas tidak bingung lagi ,setiap saat selalu bersamanya ,bahagia ,semua gerak bahkan didasar batin Dialah asalnya maha luas menyeluruh tak terbatas .kearah Dialah arah sembah ini
Olah rasa
Menjalani hidup spiritual ini dengan tujuan mundur seperti dahulu. Kalau hidup spiritual kita bawa maju gak tau sampai dimana ???????????????
Sekarang ngapain, kemarin ngapain, kemaren dulu ngapain,minggu lalu ngapain, bulan lalu ngapain,tahun lalu ngapain,beberapa tahun lalu ngapain, waktu msih anak2 ngapain, waktu bayi ngapain,waktu dalam kandungan kita ngapain,seterusnya ketemu kita dengan yng menciptakan kita.
http://tsamrotussyariah.wordpress.com/
(Iman vs membawa iman) Syariat + hakikat, Tauhid kepada Allah merupakan kiblat ruhani. jika ini salah semua ibadah akan berbelok. jika ini lurus semua ibadah akan lurus juga. kunci diterimanya amal ibadah. ^_^ (sekedar info)
Jika kita nggayuh olah rasa laku kita memang harus ngresiki batin agar roso kita itu bisa manembah manekung guna mendapat wangsit dengan cipto, roso lan karso nyawiji agar mendapat sesuatu yang wening
waduh dulur, menika pun jan cuodot… eh cuocok kaliyan pedoman dalem. wong blitar muni JOSSS!!! mugi tansah rame trus…
DAlu punika , kawula tumplekaken (curahkan) raos ingkang wonten pikiranipun kawula.
Saudara-saudaraku, begitu sulit olah selak diri dan membuka diri terhadap kehendak Ilahi. Maksud hati ingin berusaha membersihkan diri supaya peka terhadap Kehendak Ilahi. Ingin sekali jiwa raga ini menjadi pribadi yang berguna bagi Tuhan, sesama dan lingkungan melalui dasar olah roso dan pengandel marang Gusti Allah. Namun godaan duniawi sering menggagalkan cita-cita luhur itu. Apa saran sedulurku kabeh dalam mengolah roso lan olah rohani?