Sore ini tangan saya tiba tiba kok terasa gatal. Bukan kudisan atau kadasen lho, soalnya biar dekil begini saya termasuk rajin menjaga kesehatan dengan mandi dua kali sehari pakai sabun minthi di kamar mandi sambil nyanyi nyanyi bebek adus kali 😀 . Rupanya gatal gatal dijari jemari saya yang lentik lentik ini karena sudah lama tidak pernah dipakai menekan cenilan cenilan huruf di keyboard pc saya. Ehm ……., kejadian ini kira kira terjadi dua tahun yang lalu, ceritanya begini, sore itu seperti biasa dengan gagahnya saya pulang dari sawah dengan mengendarai kuda besi tua saya yang jalannya sering endut endutan seperti kangBoed lagi joget dangdut :mrgreen:. Sampai dipinggiran kali cisadane perasaan saya kok makin ndak enak, didalam lubuk sanubari seperti ada bisikan halus (ngatos atos nggeh den mas 😛 ). Nah … ketika melirik kesamping kiri saya, ternyata ada pak Tua dengan santai mengendarai sepeda tuanya, sedangkan beberapa puluh meter depan saya ada seorang lelaki asyik mengendarai sepeda motor yang hanya menggunakan tangan kanannya untuk memegang setang, mungkin laki laki ini terinspirasi  aksi valentino rossi sehabis balapan. Tiba tiba setengah menit kemudian ada truk yang melaju cukup kencang dan setengah oleng dari arah belakang, hampir saja saya kesrempet, namun dengan gaya jurus katak melempar tubuh, motor sedikit  saya  kepotin kekiri dan lolos. Namun tak ayal lagi pengendara motor di depan saya tadi tersrempet stang kanannya dan gubrak!!! dia jatuh dan motornya melintang ke trotoar. Maka kejadian berikutnya adalah si pak tua pengendara sepeda tersebut ternyata juga jadi kurban. Beliau tak sempet mengerem, sepedanya menabrak motor tersebut, dan dia sendiri jatuh terjungkal ke aspal yang sebelumnya beliau sendiri sempat salto bak jet li menghindari serangan musuhnya.

Sebagai seorang pendekar (pendek dan kekar maksudnya) , saya berhenti dan segera memberikan pertolongan. Dahi bapak tersebut robek cukup lebar dan dalam, darah berceceran kemana mana, sampai sampai baju keprajuritan sayapun ikut berlumuran darah.Pada waktu itu saya merasakan keanehan, diantara beberapa puluh orang yang berhenti kok tidak ada yang mau membantu saya. Bermacam macam komentar keluar dari mulut mereka, ” Mas ditinggal aja nanti kena urusan lho, hati hati lho mas sampeyan nanti bisa jadi tersangka lho dan ada yang tega teganya bilang”huhhh bikin macet aja dsbnya. Yang lebih mengecewakan lagi adalah adanya seorang anggota polisi yang berhenti dan setelah saya mendesaknya,  dia menawarkan kendaraan patroli untuk mengantar korban tersebut, tapi nyatanya beliau tidak kembali setelah beberapa waktu meninggalkan kami (bablas pulang kalee) 😥 .Ringkas cerita, akhirnya ada seorang lelaki yang bertampang preman namun berhati malaikat yang bersedia membantu kami. Sementara saya memboncengkan korban dan dia (preman) membawakan sepeda pak tua  tersebut. Ending cerita tidak usah dikisahkan di sini, karena hanya seputar cerita basi yang gampang ditebak, ( saya dianggap pahlawan, dipuji puji dsb) pokoknya gak penting lah. Namun yang saya catat dari kejadian tersebut adalah terkadang keluhuran dan ketulusan itu bukan milik orang orang yang mengaku berpendidikan, modern, berilmu dan sebagainya, namun dikolong jembatanpun kita bisa menemukanya.

Kemudian, tiga bulan yang lalu saat pulang kerja juga, di dekat sebuah Rumah Sakit kejadian itu terulang lagi. Namun kali ini korbannya seorang gadis cantik jelita yang bohay dan putih mulus seperti Kiyai Slamet. Waktu itu hujan rintik rintik, gadis itu mengendarai motor maticnya sambi ber sms ria. Saya tau kalu di depan ada becak yagn melaju dengan lambat  sebelah kiri agak ketengah. Melewati gadis itu saya mengklakson beberapa kali untuk memperingatkan, namun anggapan gadis itu mungkin lain, saya dikira menggodanya. Dia masih asyik ber sms ria. Maka ketika saya itung sampai hitungan ketiga…Bruaaaaak, gadis itu telah terkapar dengan kaki  terangkat keatas, dia menabrak becak :D.Saya sengaja tidak menolongnya dan tak perlu menolongnya , karena saya yakin dia tidak luka serius dan saya sudah bisa memprediksikan kejadian berikutnya. Betul juga ketika saya menoleh ke belakang sudah banyak motor yang berhenti dan berlomba lomba memberikan pertolongan. Ada yang membangunkan motornya, ada yang ngambilin tasnya, ada yang sedikit2 usaha :mrgreen: ,bahkan yang lebih lucu lagi, ada seorang lelaki paruh baya menyempatkan berbelok arah untkuk memberikan bantuan. Kenapa ya saat yang tertabrak pak tua kok ga ada yang peduli, he he he. Ah saya tak mau suuzdon deh. Yang jelas ternyata ketika keinginan telah muncul dengan kuat, baik itu yang bagus atau buruk, orang bisa lupa tiba tiba.Seorang penakut bisa jadi pemberani, orang yang agak sakit bisa langsung segar, seorang yang pelit bisa langsung dermawan, orang yang sakgeleme dhewe bisa langsung jadi orang yang penuh perhatian dan lain lain.Bener kata simbah, “wong melik ngagendong lali”